Cakrawala Edisi 419 | Page 66

INFO 66 Ia mengakui bahwa menjadi bagian dari misi perdamaian berarti dapat berkontribusi menghasilkan perdamaian kepada saudara-saudaranya di Selatan Lebanon. Dalam tugas-tugas, ia telah mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan pasukan perdamaian dari berbagai negara lainnya, yang berbeda budaya dan adat-istiadat. Ini adalah pengalaman yang sangat berkesan. Bekerja sebagai satu badan, mengerjakan satu tujuan yang sama—yakni menjaga perdamaian di Selatan Lebanon. Telah menjadi pengalaman panjang menuju perdamaian dan keamanan. Dan harapannya, agar masyarakat Lebanon akan terus mendukung UNIFIL dan Angkatan Bersenjata Lebanon untuk menegakkan perdamaian yang mapan dinegaranya. Ada lagi perbedaan yang paling menyolok. Di beberapa negara lainnya, Angkatan Bersenjatanya memiliki tentara wanita setingkat tamtama. Lain halnya di Indonesia, TNI tidaklah demikian. Sumber tentara wanita di Indonesia adalah setingkat Bintara dan Perwira. Tidak demikian dengan Prancis, Ghana, Portugis, Belgia, Spanyol. Mereka memiliki tentara wanita yang berpangkat Kopral. Kopral Stephanie Gerards, An Explosive Detection Dog Leader dari Belgia, dengan teman pendamping khusus—anjing pelacak yang bernama Api. Menyatakan, ini pertama kali ia turut mengambil bagian dalam misi perdamaian PBB. Ia memiliki teman khusus. Namanya adalah Api dan dia adalah anjing pelacak. Selain itu ia bertemu dengan masyarakat Lebanon yang sangat ramah dan bersahabat. Harapannya bahwa masyarakat Lebanon akhirnya akan menikmati perdamaian yang selamanya, dan dapat melaksanakan pembangunan lebih lanjut. Sedangkan Kopral Jolanda Lara dari Spanyol, bertugas mengemudikan kendaraan personel bersenjata dan sangat suka menolong anak-anak yang sakit atau mendatangi ternak-ternak domba yang terluka. Baginya ini adalah misi perdamaiannya yang kedua kalinya. Dan merupakan suatu kebanggaan dapat menjadi bagian dari UNIFIL. Bekerja sebagai pengemudi kendaraan bersenjata dan merasa sangat beruntung sebab memiliki kesempatan bertemu penduduk lokal saat berpatroli. Satu kali ia menolong anak yang sakit dan pada beberapa kesempatan ia dapat membantu para Gembala Domba untuk merawat Dombanya yang sakit. Bagaimanapun, ia juga sangat rindu orangtuanya. Ia menelepon mereka setiap hari, hanya untuk mendengar suaranya. Itu sudah cukup. Setiap hari, menelepon mereka itu berarti satu hari telah berkurang, sehingga pasti akan bertemu kembali. Tentara wanita dari Nepal, Perwira Perawat Captain Bimala Kumani Moktan dan Perwira Medis Captain dr. Renu Shrestha, menikmati pertukaran budaya dengan komunitas lokal. Mereka merasa luar-biasa dan sangat bangga menjadi bagian dari misi perdamaian PBB. Terakhir kali mereka mengatur program per \