Cakrawala Edisi 419 | Page 35

pencitraan. Bagi sebagian orang, pemimpin tegas dan berani sangat diperlukan untuk menegakkan kewibawaan hukum dan birokrasi pemerintahan. 4) Bebas KKN, meskipun tidak semua, namun faktanya mayoritas rakyat Indonesia memiliki stigma bahwa pejabat pemerintahan rentan dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Seperti yang terjadi di Provinsi Banten sekarang ini. 5) Sederhana, dalam tafsir Bargawa, seorang pemimpin memungkinkan terlahir dari kalangan rakyat jelata dengan serangkaian syarat yang mengikat seperti; menguasai teknologi, memiliki visi, memiliki jiwa sosial dan peduli sesama. 6) Kerja Keras dan Cepat, gaya kepemimpinan seseorang akan dipengaruhi oleh latar belakangnya, yang dapat merespon dinamika lingkungan eksternal maupun internal. 7) Visioner, seorang pemimpin haruslah mempunyai misi dan visi. Pemimpin yang visioner mempunyai pandangan yang jelas terhadap suatu visi yang ingin dicapai, agar organisasi yang dipimpinnya dapat berkembang sesuai dengan visi yang ingin dicapai. 8) Problem Solver, seorang pemimpin harus selalu melihat ke bawah dan terjun langsung ke masyarakat agar dapat mengetahui permasalahan yang ada dan dengan segera menyelesaikan dengan solusi yang tepat, efektif dan efisien. 9) People Oriented, seorang pemimpin harus lah mampu merumuskan konsep kepemimpinan dan mengaplikasikannya kepada masyarakat luas. Seorang pemimpin harus menempatkan dirinya sebagai pelayan masyarakat dan bukan sebaliknya. Penutup a. Sejatinya seorang “pemimpin” adalah orang yang paling dominan dalam sebuah kelompok sehingga dapat mempengaruhi orang lain sedangkan “kepemimpinan“ adalah kemampuan seseorang yang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. b. Penulis berpandangan, saat ini Indonesia membutuhkan seorang pemimpin negara masa depan yang mampu memahami visi dan misi Indonesia abad ke-21; 1) Jujur, benar, berintegritas tinggi, cerdas, intelektualitas tinggi, memiliki pengetahuan dan teknologi serta profesional, dapat dipercaya, semangat dan etos kerja yang tinggi dan berdisiplin, memiliki legitimasi serta akuntabel, sederhana, tegas dan berani, senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan dekat dengan bawahan (komunikatif), serta pemimpin yang visioner, problem solver dan public oriented. 2) Dengan demikian akan tercipta kondisi yang ADam (Aman dan Damai), ADem (Adil dan Demokrasi), dan 3) BahTera (Tambah Sejahtera), sehingga tingkat peradaban bangsa dan kesejahteraan masyarakat akan terwujud sesuai dengan citacita dan tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4) Dalam konteks inilah sebenarnya konsep “think globally dan act locally” (berpikir secara global dan bertindak secara lokal) dapat diimplementasikan menghadapi kepemimpinan abad 21 dalam perspektif sistem pertahanan negara dalam antisipasi terhadap ancaman keutuhan dan kedaulatan NKRI, sehingga seorang dapat berpikiran “Indonesian Global Reach and Global Power”. ©Lilik Abu Siswanto,S.H. Cakrawala Edisi 419 Tahun 2014 35