Buletin Privet Edisi Agustus 2019 21 Agustus 2019 | Page 9

Pada tanggal 14 Agustus 1945, para pengikut Syahrir kembali menekan para tokoh bangsa untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dilakukan oleh golongan muda karena mereka telah mendengar kabar bahwa Jepang telah secara resmi menyerah kepada Sekutu. Golongan muda yang mendengar kabar ini adalah Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chairul Saleh. Namun golongan tua tetap tidak ingin terburu-buru untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Soekarno, Hatta dan Soebardjo mendatangi kantor Laksamana Muda Maeda. Sepulangnya dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan PPKI pada pukul 10 pagi tanggal 16 Agustus di kantor Jalan Pejambon No. 2 untuk membicarakan segala hal mengenai persiapan proklamasi kemerdekaan.

2.Peristiwa Rengasdengklok

peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945, tepatnya satu hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan. Peristiwa ini adalah peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta oleh sejumlah pemuda. Soekarno dan Hatta diculik pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari.Tidak hanya kedua tokoh tersebut, Soekarno pun dibawa bersama istri beliau Fatmawati dan anak beliau Guntur yang baru berusia 9 bulan. Penculikan ini bertujuan agar mereka tidak terpengaruh oleh Jepang. Di Rengasdengklok, para pemuda kembali mendesak Soekarno untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia dan meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah. Pada saat yang sama, di Jakarta, Wikana (perwakilan golongan muda) dan Mr. Ahmad Soebardjo (perwakilan golongan tua) berunding dan akhirnya Mr. Ahmad Soebardjo setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Kemudian, Yusuf Kunto dan Ahmad Soebardjo pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta kembali di Jakarta.

3.Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan

Dengan mengadakan rapat perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda pada tanggal 16 Agustus 1945 lengkap dihadiri oleh beberapa anggota para golongan muda. Sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang, rumah Laksamana Maeda dianggap menjadi tempat yang paling aman untuk melakukan perumusan teks proklamasi.

4. Teks Proklamasi Kemerdekaan

Setelah rapat yang diselenggarakan oleh Soekarno, Moh Hatta, dan Ahmad Soebardjo, tersusunlah sebuah naskah teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno. Dengan telah disetujui oleh para anggota golongan tua dan muda, dan mengalami beberapa perubahan, akhirnya Soekarno menandatangani teks tersebut dengan disaksikan oleh semua pihak yang menjadi saksi.

5. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan

Pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari paling bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno. Upacara pembacaan teks proklamasi tersebut berjalan dengan sangat lancar dengan bertempat di kediaman Soekarno di jalan Pegangsaan Timur Nomer 56. Beberapa acara telah disusun dalam hari kemerdekaan Indonesia, seperti pengibaran bendera Merah Putih, dan beberapa sambutan oleh walikota pada saat itu yaitu Suwiryo dan dr. Muwardi.