Timeout
Acting
and
Thinking
Di lingkungan akting, edukasi itu
sangat penting. Seorang aktor harus
memiliki pengetahuan yang banyak.
Apa kesibukan kamu sekarang ini?
Sekarang sedang proses syuting film terbaru yang akan rilis tahun
ini. Saya juga sekarang telah ditunjuk United Nation untuk berperan
sebagai Duta Kesetaraan Gender.
Apa kaitan antara edukasi dan akting?
Di lingkungan akting, edukasi itu sangat penting. Seorang aktor harus
memiliki pengetahuan yang banyak, harus memiliki library of emotion
yang bisa diambil saat dibutuhkan. Referensi itu tidak akan didapatkan
dengan wawasan yang sempit. Tapi tidak harus merasakannya
langsung, bisa dengan membaca ataupun nonton.
Apakah kamu termasuk gemar membaca?
Tentunya saya sangat gemar membaca. Saat umur 14 tahun, ayah saya
memberikan buku Bumi Manusia. Katanya, “Baca buku ini jika ingin
tahu nenek moyang kamu”. Saat itu saya membaca versi bahasa Inggris
karena belum paham bahasa Indonesia. Ketika membacanya, saya
menangis. Terus terang ini adalah buku pertama yang membuat saya
merasa nasionalis dan merasa bahwa saya orang Indonesia.
Siapa penulis favorit kamu?
Saya suka Pramoedya Ananta Toer dan Mochtar Lubis. Dari karya
mereka tergambar bahwa mereka berdua menghadapi sistem yang
tidak adil. Saya senang penulis yang bercerita tentang hidup yang
datangnya dari tempat yang tragis.
Menurut kamu, bagaimana budaya baca masyarakat Indonesia?
Sekarang kita sudah memiliki akses yang mudah dalam mengedukasi
diri kita sendiri yaitu internet. Apalagi Indonesia adalah salah
satu negara dengan tingkat internet user yang tinggi. Tapi apakah
masyarakat Indonesia menggunakan internet dan media sosial untuk
mengedukasi diri mereka? Menurut saya tidak sepenuhnya. Tapi
68
Mutiara Biru
berdasarkan studi saya tentang Indonesia, reading habits di Indonesia
secara historis memang kurang. Orang Indonesia lebih terbentuk dari
budaya tutur seperti cerita pertunjukan atau story telling.
Siapa tokoh intelektual yang kamu sukai?
Saya mengagumi beberapa jurnalis wanita, termasuk Desi Anwar
dan Marissa Anita. Marissa adalah salah satu teman yang sangat saya
idolakan. Dia bisa menjadi wanita yang berkecimpung dalam dunia
media dan sangat bertanggung jawab terhadap profesinya sebagai
jurnalis. Dia pintar, tapi kepintarannya tidak mengintimidasi orang lain.
Menurut kamu apa kebijakan publik yang paling penting
di Jakarta?
Mari berbicara tentang Indonesia secara keseluruhan. Saya sekarang
sedang mengadvokasi untuk menghentikan kekerasan terhadap
perempuan. Ada banyak mitos di balik isu ini. Salah satu yang paling
besar adalah kecenderungan masyarakat untuk menyuruh korban diam
daripada cerita. Jadi sangat dibutuhkan edukasi untuk membuka mata
semua orang dan tidak berpegang teguh pada stereotype yang ada. Kita
harus speak up melalui ruang-ruang dialog.
Apa tempat edutainment favorit kamu di Jakarta?
Kinosaurus adalah tempat favorit saya. Di tempat ini, sering dilakukan
penayangan film. Jadi film-film yang sudah tidak tayang di bioskop
biasanya akan diputar di sini. Serta film-film lama, yang dulu tidak
sempat saya nikmati karena saya tidak besar di Indonesia bisa saya
nikmati di sini. Jadi Kinosaurus membawa saya ke era yang berbeda.
Selain itu, kopinya juga enak.
Apa pengalaman kamu bersama Blue Bird?
Siapa sih orang di Jakarta yang tidak pernah naik Blue Bird
Saya pernah mendapatkan driver yang berasal dari Kupang. Kemudian
selama perjalanan saya saling bertukar cerita tentang hidup. Dan itu
perjalanan yang sangat menyenangkan. Memang kadang kita di dalam
taksi hanya ingin diam dan istirahat. Tapi ada momen-momen di antara
kemacetan Jakarta, dan bertukar cerita dengan driver Blue Bird menjadi
sesuatu yang sangat asyik. Mendengarkan cerita hidup mereka
ternyata begitu menarik.
Hannah Al Rashid paling populer lewat penampilannya di film Warkop
DKI Reborn, di mana dia berperan sebagai polisi seksi. Di balik karakter
komedi itu, Hannah tergolong figur yang suka akan hal-hal serius. Ikuti
wawancara Mutiara Biru dengan aktris berdarah Prancis dan Sulawesi
Selatan ini.