Insight
S
ejak neneknya wafat, Gunawan tidak
lagi bisa bersekolah. Gunawan adalah
bocah laki-laki usia 10 tahun yang
tinggal di Mamuju, Sulawesi Barat. Almarhum
neneknya adalah satu-satunya orang yang
mengusahakan agar Gunawan tetap bisa
bersekolah. Sepeninggal neneknya,
Gunawan harus berhenti jalan kaki menuju
sekolahnya yang berjarak hampir 4 km.
Gunawan adalah 1 dari sekitar 44 juta anak
Indonesia yang putus sekolah, berdasar Survei
Sosial Ekonomi Nasional.
Sebagai perusahaan yang
sangat peduli pada kualitas
pendidikan anak-anak
Indonesia, Bluebird Group
tergerak untuk bekerja sama
dalam program ini.
Varian donasi terendah adalah Rp50.000, di
mana dana sebesar itu dibutuhkan untuk
1 anak per bulan agar mendapat layanan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berdasar
statistik, sekitar 30% anak Indonesia tidak
memperoleh manfaat pendidikan usia
dini. Karena itu pemerintah mengadakan
program PAUD Holistik Integratif, yang
menggabungkan unsur stimulasi,
kesehatan dan perlindungan. Program ini
membutuhkan setidaknya Rp600.000 per
tahun untuk 1 anak.
Pemerintah bersama United Nations
International Children’s Emergency Fund
(UNICEF) tengah menjalankan program untuk
mengembalikan hak sekolah bagi anak-anak
Indonesia yang kurang beruntung. Melalui
program Gerakan Kembali Bersekolah,
lebih dari 3.200 anak telah berhasil kembali
bersekolah, termasuk Gunawan yang
wajahnya terpampang pada situs online
UNICEF. Kini Gunawan telah kembali
bersekolah, menggapai cita-citanya yang
ingin menjadi polisi.
Program bantuan pendidikan itu memerlukan
dukungan dari berbagai pihak, agar lebih
banyak lagi anak-anak Indonesia mendapat
kesempatan pendidikan yang layak. Baik itu
perorangan, institusi pemerintah, maupun
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan
perusahaan-perusahaan swasta, terutama
perusahaan-perusahaan yang peduli pada
pendidikan di Tanah Air.
Sebagai perusahaan yang sangat peduli pada
kualitas pendidikan anak-anak Indonesia,
Bluebird Group tergerak untuk bekerja
sama dalam program ini. Sebagai layanan
transportasi yang tersebar di 18 kota di
Indonesia, Bluebird mampu menjangkau
lebih dari 8 juta penumpang setiap bulan.
Pangkalan Bluebird juga tersebar di titik-titik
strategis, seperti di pusat-pusat perbelanjaan,
hotel, dan bandara. Karena itu, UNICEF
memandang Bluebird sebagai perusahaan
yang tepat untuk ikut menyebarkan ajakan
donasi kepada masyarakat yang menjadi
customer taksi Bluebird.
Selain wobbler, di 500 unit taksi Bluebird
juga telah terpasang In-taxi Entertainment
yang memuat tayangan tentang pentingnya
donasi pendidikan pada anak-anak Indonesia
yang kurang beruntung. Melalui wobbler dan
tayangan tersebut, penumpang diharapkan
bisa tergugah kepeduliannya, kemudian
membuka situs www.unicef.id/bluebird. Dari
sana, mereka bisa tentukan sendiri pola dan
besaran donasi, baik itu donasi satu kali atau
donasi jangka panjang.
DONASI TAKSI | Dari kursi belakang taksi,
penumpang bisa ikut memberi donasi.
Varian berikutnya adalah senilai Rp125.000.
Donasi sejumlah itu dibutuhkan untuk 2 anak
per bulan agar dapat kembali bersekolah,
seperti Gunawan. UNICEF bersama
pemerintah bekerja untuk menjangkau
anak-anak yang bernasib serupa dengan
Gunawan agar bisa kembali ke sekolah.
Sementara besaran donasi selanjutnya adalah
Rp180.000. Nilai itu dibutuhkan 1 anak per
bulan untuk mendapat layanan literasi kelas
awal di pedalaman Papua di mana 5 dari 10
anak di sana belum bisa membaca.
Donasi Digital
Kerja sama ini ditandai dengan pemasangan
wobbler (materi promo) di bagian
belakang kursi depan taksi Bluebird.
Secara bertahap akan dipasang 10.000
wobbler, dimulai dari taksi Bluebird di Jakarta,
kemudian akan dikembangkan ke kota-
kota lain yang menjadi wilayah operasional
Bluebird: Medan, Padang, Pekanbaru,
Bandung, Pangkalpinang, Palembang, Batam,
Serang, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya,
Bali, Lombok, Makassar, dan Manado.
Mutiara Biru
65