Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Maret 2019 | Page 67

Insight S ejak neneknya wafat, Gunawan tidak lagi bisa bersekolah. Gunawan adalah bocah laki-laki usia 10 tahun yang tinggal di Mamuju, Sulawesi Barat. Almarhum neneknya adalah satu-satunya orang yang mengusahakan agar Gunawan tetap bisa bersekolah. Sepeninggal neneknya, Gunawan harus berhenti jalan kaki menuju sekolahnya yang berjarak hampir 4 km. Gunawan adalah 1 dari sekitar 44 juta anak Indonesia yang putus sekolah, berdasar Survei Sosial Ekonomi Nasional. Sebagai perusahaan yang sangat peduli pada kualitas pendidikan anak-anak Indonesia, Bluebird Group tergerak untuk bekerja sama dalam program ini. Varian donasi terendah adalah Rp50.000, di mana dana sebesar itu dibutuhkan untuk 1 anak per bulan agar mendapat layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berdasar statistik, sekitar 30% anak Indonesia tidak memperoleh manfaat pendidikan usia dini. Karena itu pemerintah mengadakan program PAUD Holistik Integratif, yang menggabungkan unsur stimulasi, kesehatan dan perlindungan. Program ini membutuhkan setidaknya Rp600.000 per tahun untuk 1 anak. Pemerintah bersama United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) tengah menjalankan program untuk mengembalikan hak sekolah bagi anak-anak Indonesia yang kurang beruntung. Melalui program Gerakan Kembali Bersekolah, lebih dari 3.200 anak telah berhasil kembali bersekolah, termasuk Gunawan yang wajahnya terpampang pada situs online UNICEF. Kini Gunawan telah kembali bersekolah, menggapai cita-citanya yang ingin menjadi polisi. Program bantuan pendidikan itu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, agar lebih banyak lagi anak-anak Indonesia mendapat kesempatan pendidikan yang layak. Baik itu perorangan, institusi pemerintah, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dan perusahaan-perusahaan swasta, terutama perusahaan-perusahaan yang peduli pada pendidikan di Tanah Air. Sebagai perusahaan yang sangat peduli pada kualitas pendidikan anak-anak Indonesia, Bluebird Group tergerak untuk bekerja sama dalam program ini. Sebagai layanan transportasi yang tersebar di 18 kota di Indonesia, Bluebird mampu menjangkau lebih dari 8 juta penumpang setiap bulan. Pangkalan Bluebird juga tersebar di titik-titik strategis, seperti di pusat-pusat perbelanjaan, hotel, dan bandara. Karena itu, UNICEF memandang Bluebird sebagai perusahaan yang tepat untuk ikut menyebarkan ajakan donasi kepada masyarakat yang menjadi customer taksi Bluebird. Selain wobbler, di 500 unit taksi Bluebird juga telah terpasang In-taxi Entertainment yang memuat tayangan tentang pentingnya donasi pendidikan pada anak-anak Indonesia yang kurang beruntung. Melalui wobbler dan tayangan tersebut, penumpang diharapkan bisa tergugah kepeduliannya, kemudian membuka situs www.unicef.id/bluebird. Dari sana, mereka bisa tentukan sendiri pola dan besaran donasi, baik itu donasi satu kali atau donasi jangka panjang. DONASI TAKSI | Dari kursi belakang taksi, penumpang bisa ikut memberi donasi. Varian berikutnya adalah senilai Rp125.000. Donasi sejumlah itu dibutuhkan untuk 2 anak per bulan agar dapat kembali bersekolah, seperti Gunawan. UNICEF bersama pemerintah bekerja untuk menjangkau anak-anak yang bernasib serupa dengan Gunawan agar bisa kembali ke sekolah. Sementara besaran donasi selanjutnya adalah Rp180.000. Nilai itu dibutuhkan 1 anak per bulan untuk mendapat layanan literasi kelas awal di pedalaman Papua di mana 5 dari 10 anak di sana belum bisa membaca. Donasi Digital Kerja sama ini ditandai dengan pemasangan wobbler (materi promo) di bagian belakang kursi depan taksi Bluebird. Secara bertahap akan dipasang 10.000 wobbler, dimulai dari taksi Bluebird di Jakarta, kemudian akan dikembangkan ke kota- kota lain yang menjadi wilayah operasional Bluebird: Medan, Padang, Pekanbaru, Bandung, Pangkalpinang, Palembang, Batam, Serang, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok, Makassar, dan Manado. Mutiara Biru 65