Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Maret 2018 | страница 63

Meet the Driver Surya Hidayat Pantang Patah Arang H ampir 1,5 tahun Surya Hidayat melayani pelanggan Blue Bird di seputaran Kota Medan. Meski rentang waktu pengabdian masih terbilang pendek, Surya menemukan beragam pengalaman dalam pengabdiannya. Surya masih ingat ketika dibentak penumpang hanya karena meminta pertimbangan penumpang terkait pilihan jalan menuju lokasi tujuan pengantaran. “Saya dibentak dan dimarahi. Katanya driver taksi kok tidak tahu jalan. Maksud saya baik, hanya sekadar membuat pilihan,” ungkap pengemudi yang pernah menjadi pengemudi pribadi Kepala Daerah di Deli Serdang ini. Meski dibentak, Surya tidak patah arang karena penumpang adalah aset terbesar dalam bisnis transportasi. Dengan memegang prinsip pelayanan sebagai keutamaan dalam setiap perjalanan, mendorong Surya untuk optimistis sepanjang pengabdiannya. Kekuatan inilah yang membuat Surya memperoleh penghargaan sebagai “Pengemudi Blue Bird Teladan 2017” tahun lalu. Pria 42 tahun ini menambahkan, penekanan pelayanan sebagai driver Blue Bird harus selalu dilakukan dalam kaidah dan standar Blue Bird. “Contohnya, membukakan pintu dengan tidak memandang usia, baik muda maupun tua tetap dilakukan dengan sepenuh hati. Jangan ada rasa sakit di dalam hati. Kita tidak memilih tamu. Saya menekankan pelayanan sebagai standar utama Blue Bird,” tuturnya. Berbekal keyakinan seperti itu, Surya optimis akan tetap mengabdikan semangat pelayanan penuh kepada penumpang Blue Bird. Surya percaya bahwa Tuhan tidak mungkin menguji umat-Nya melampaui batasnya. Untuk itu pelayanan adalah kata kunci untuk terus menjaga keseimbangan dalam dunia kerja dan cara untuk mendapatkan kepenuhan hidup rohani. Moto Bagi saya waktu adalah uang. Setiap detik sangat berharga sehingga saya akan terus menempatkan waktu sebagai kunci kesuksesan dalam hidup saya ke depan. Jika saya terus mempertahankan ketepatan waktu dalam hidup, maka keseimbangan hidup bisa didapatkan. Nanang Afirul Yudiansah Setia Menunggu B agi sebagian orang, menunggu tentu sungguh membosankan. Selain membuang waktu, juga energi. Namun tidak demikian bagi Nanang Afirul Yudiansah. Ada kalanya menunggu justru mendatangkan rezeki. Sebagaimana pengalamannya suatu kali mengantar seorang penumpang ke beberapa titik lokasi di Jakarta, dan diminta untuk menunggu. “Waktu itu, saya baru bergabung dengan Blue Bird, sekitar 2015. Suatu kali, seorang penumpang dari luar Pulau Jawa minta diantar ke beberapa tempat, muter-muter dari Menteng, Senayan, Kasablanka, sampai Cengkareng, dari jam sepuluh pagi sampai empat sore. Di tiap tempat itu berhenti dan saya disuruh menunggu,” kisah Nanang. Nanang mengaku tidak keberatan menunggu lama karena si penumpang meminta argo tetap on. “Kalau diminta menunggu lama dan argo off, saya tidak mau.” Selain itu, si penumpang juga tak segan-segan mentraktir Nanang, termasuk makan dan minum. Setibanya di tempat tujuan akhir, argo sudah menunjukkan angka lebih dari satu juta! Sama sekali tak terbayang Nanang bakal mengalami kejadian yang menurutnya, “paling berkesan” selama tiga tahun terakhir menjadi pengemudi taksi Blue Bird. Apalagi semula, dia mencoba melamar menjadi sopir taksi Blue Bird lantaran jenuh setelah hampir tujuh tahun bekerja di bidang jasa, antara lain sebagai petugas valet parking sebuah mall. Berbekal informasi dari seorang pengemudi taksi Blue Bird yang mangkal di mall, Nanang menjajaki pekerjaan yang sama di pool Garuda, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ternyata, dia merasakan sesuatu yang tidak ditemukan di pekerjaan terdahulu. “Saya merasa nyaman dan bebas, karena semua fasilitas bisa didapatkan di Blue Bird.” Moto Bekerja demi keluarga. Sebagai kepala rumah tangga, kebahagiaan keluarga bersumber pada kemampuan untuk membuat keluarga kecil saya hidup berkecukupan. Caranya, dengan bekerja keras dan selalu ada waktu buat anak serta istri saya, sumber kebahagiaan saya. Mutiara Biru 61