Going Places
Sumur Gumuling
Benteng Islam
Sumur Gumuling berada di kompleks
Taman Sari, terletak di bagian bawah
tanah yang pada masanya dekat dengan
sumber air. Pada masanya pula sumur ini
berfungsi sebagai masjid bawah tanah,
dengan arsitektur unik yang di bagian
dasarnya terdapat 5 penjuru gundukan
tangga—konon melambangkan
Rukun Islam. Konon pula arsitekturnya
terinspirasi dari 2 buah surah di Alquran
yang menggambarkan sungai-sungai
mengalir di bawah surga. Di puncak
gundukan tangga itu dulunya muazin
mengumandangkan azan yang akan
terdengar agung dengan dengung-
dengung yang dihasilkan dari keunikan
rongga-rongga bangunannya.
25 menit dari Jalan Malioboro
Di sela-sela perjalanan mengunjungi pusat Kota Yogya,
sempatkan diri beribadah di Masjid Gedhe Kauman yang
berjarak dekat dengan Keraton Yogyakarta. Masjid ini didirikan
pada 1773 sebagai penerus masjid bawah tanah di Taman
Sari yang hancur akibat gempa. Masjid Raya pertama di
Yogyakarta ini didirikan oleh Kiai Faqih Ibrahim Diponingrat,
seorang penghulu Keraton yang pertama atas petunjuk
Hamengkubuwono I. Arsitektur masjid ini masih kental
menggunakan fi losofi Islam Jawa, terutama bagian atapnya
yang berlapis tiga, melambangkan tahap pencapaian
kesempurnaan manusia yang terdiri atas syariat, hakikat, dan
makrifat. Sepintas, masjid ini tampak seperti masjid kuno
pada umumnya. Tapi bagi pencinta arsitektur dan sejarah,
ada banyak makna fi losofi s di balik setiap penciptaan ruang,
bentuk, dan materi yang digunakannya.
15 menit dari Stasiun Kereta Yogyakarta
48
Mutiara Biru
Alun Alun Selatan
Sejuta Umat
Selepas salat Isya, kunjungi Alun-
Alun Selatan, atau “alkid” dalam istilah
setempat yang berarti ‘alun-alun kidul’.
Dulunya lapangan di bagian belakang
Keraton ini menjadi tempat latihan
berkuda dan memanah bagi para prajurit
raja. Di era millennial, wajahnya telah
berubah menjadi tempat yang sangat
merakyat, di mana kita bisa melihat dan
merasakan segala yang autentik tentang
20 menit dari Jalan Malioboro
Yogya: dari suasana yang bersahaja,
ritme masyarakat yang tidak terburu-
buru, logat Jawa yang terdengar santun,
hingga kuliner yang hangat. Berbagai
hidangan khas dan halal dijajakan di
warung-warung angkringan seperti
wedang ronde, gudeg, dan nasi kucing.
Beberapa tahun terakhir, Alun-Alun
Kidul diramaikan mobil-mobil gowes
dengan lampu warna-warni mengelilingi
rangkanya, dihias ornamen-ornamen
lucu seperti Hello Kitty dan tokoh
kartun Disney. Inilah melting pot antara
wisatawan, rakyat, dan mungkin
para penguasa.
Masjid Gedhe Kauman
Filosofi Materi