Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - July 2018 | Page 57

Going Places Transporter B erkembangnya pengguna angkutan umum serta-merta mendorong pertumbuhan angkutan umum. Salah satu di antaranya adalah shuttle bus. Jika didefenisikan, shuttle bus adalah angkutan umum dengan daya angkut kecil yang menghubungkan satu titik ke titik lain. Meski terbilang kecil, sejauh ini peran shuttle bus membantu mengurai penumpukan penumpang di suatu tempat. Mutiara Biru menjumpai Direktur Institute for Transportation Studies, Darmaningtyas, untuk menggali peran dan pekerjaan rumah apa yang harus dilakukan oleh shuttle bus sehingga terus menjadi pelopor angkutan umum dari satu titik terkecil ke tempat yang besar. Menurut Darmaningtyas, kehadiran shuttle bus beberapa tahun terakhir terbilang sangat membantu pengguna transportasi. Bahkan bisa turut mengurai kemacetan dan memberi pilihan alternatif bagi penggunanya. “Salah satu contohnya adalah shuttle bus di bandara. Ini sangat membantu penumpang,” ujar Darmaningtyas. Meski demikian, alumnus UGM Yogyakarta ini mengingatkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan shuttle bus, yakni jarak dari satu halte ke halte lain. Evaluasi tersebut dinilai penting karena sejauh ini shuttle bus yang berada di bandara kurang tersedia sehingga tingkat keterisian penumpang masih terbilang rendah. dunia angkutan umum saat ini. Untuk itu, semua penyedia shuttle bus wajib memperhatikan tarif dengan menghadirkan nilai tarif yang lebih rasional dan terjangkau bagi setiap kalangan masyarakat,” ujar Darmaningtyas yang juga aktif di Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). “Masalah tarif memang paling sensitif. Respons yang baik dari penyedia dengan menyeimbangkan tarif pasti akan memacu masyarakat umum untuk berpindah pada shuttle bus yang tersedia,” lanjutnya. Sementara itu, faktor keempat yang wajib diperhatikan adalah masalah ketepatan waktu. Bagi kebanyakan orang, apalagi kaum urban, waktu merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Jadi, setiap penyedia shuttle bus wajib memperhatikan ketepatan waktu sebagai alasan kunci untuk mendongkrak pengguna shuttle bus ke depan. Keempat aspek itu harus diperhatikan oleh penyedia transportasi shuttle bus. Ini rasional, tambahnya, karena pengguna transportasi kelas menengah ke bawah dan ke atas pada dasarnya memiliki persoalan yang sama ketika memilih sarana transportasi. “Saya harap, jika ke depannya peran shuttle bus diperluas, diharapkan agar lebih memperhatikan empat aspek tersebut sehingga masyarakat bisa mendapatkan ragam pilhan sarana transportasi,” tuturnya. Di sisi lain, Darmaningtyas juga menambahkan agar produk shuttle bus harus tetap konsisten dengan fisik bus yang sedang tanpa harus menggunakan bus besar. Pasalnya, dengan bus kecil bisa membuat tingkat keterisian lebih dan mempermudah efisiensi waktu dalam prosesnya. Darmaningtyas berharap agar shuttle bus terus ditingkatkan fungsinya, termasuk penempatan di area perkotaan besar bukan di daerah luar kota. Selain itu, fungsi jemputnya harus berada 100 meter dari lokasi transportasi umum besar lain sehingga membuat perpindahan lebih cepat dan memudahkan penumpang. Masalah tarif masih menjadi catatan terbesar dalam dunia angkutan umum saat ini. Untuk itu, semua penyedia shuttle bus wajib memperhatikan tarif dengan menghadirkan nilai tarif yang lebih rasional dan terjangkau bagi setiap kalangan masyarakat. Hingga saat ini, shuttle bus masih merupakan produk swasta yang awalnya membantu peran angkutan umum dengan lokasi dari lingkungan perumahan menuju ke sarana transportasi angkutan umum yang lebih besar. Partisipasi aktif tersebut juga turut ditunjukkan oleh Blue Bird sebagai operator transportasi umum yang besar di Indonesia. Lebih jauh, Darmaningtyas menilai walaupun shuttle bus telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalan raya, khususnya pasal yang mengatur tentang angkutan umum dan trayek, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan perusahaan swasta dalam penerapan produk shuttle bus jika ingin diperluas fungsinya. Pertama adalah terkait dengan keamanan. Penyedia shuttle bus wajib memberikan rasa aman kepada pengguna, termasuk bebas dari hal-hal kriminal yang terjadi dalam angkutan shuttle bus tersebut. Kedua, terkait dengan rasa nyaman di dalam shuttle bus. Kenyamanan merupakan kunci yang sangat penting bagi pengguna. Ketiga, terkait dengan masalah tarif. “Masalah tarif masih menjadi catatan terbesar dalam PERAN BESAR | Darmaningtyas (atas) menilai peran besar dari bus-bus kecil di era terkini. Mutiara Biru 55