Meet the Driver
Dewi Susanti
Dilamar Penumpang
A
gaknya lumrah saja bila penumpang
meminta nomor ponsel pengemudi
taksi. Asalkan siap menghadapi dampak
yang mengejutkan, sebagaimana dialami
Dewi Susanti. Tak jarang ada penumpang
yang mengajak berbelanja, makan bersama,
bahkan menikah! “Kagetlah saya diajak
menikah,” kata perempuan yang bergabung
di pool Mataram sejak Agustus 2017.
Dewi tidak memungkiri, banyak penumpang
melibatkannya dalam perbincangan, terlebih
saat menempuh perjalanan panjang—pernah
sampai 100 kilometer. Selain bertukar pikiran,
juga berbagi cerita. Bagi Dewi, ini merupakan
pengalaman berharga. Tak sampai di situ,
sejumlah penumpang pun kerap menelepon
untuk sekadar mengobrol. “Kebanyakan
bapak-bapak,” katanya.
Soal ajakan menikah, Dewi santun
menanggapi, “Saya beri pengertian, fokus
saya sekarang untuk anak-anak. Belum
berpikir ke arah itu. Alhamdulillah mereka
mengerti. Mereka menghargai perjuangan
saya,” kata single parent dengan tiga anak yang
pernah menerima tip hingga Rp1 juta ini.
Sekalipun terkesan iseng, menurut Dewi, ulah
penumpang terbilang masih wajar.
Dewi memang hobi nyetir. Maka begitu
mendapat informasi lowongan kerja dari
seorang pengemudi taksi Blue Bird, ia
segera melamar, dan diterima. Selain dirinya,
hanya ada satu rekan perempuan sesama
pengemudi taksi di kota itu. Diakui, pergaulan
dengan para rekan pria baik-baik saja. “Saya
sangat nyaman dengan pekerjaan saya. Saya
merasa enjoy dan balance,” ujar Dewi.
Moto
Jadikan penumpang layaknya
sahabat. Berikan pelayanan
terbaik dan bersikap ramah agar
penumpang terkesan, tetap
mengingat saya dan menjadi
pelanggan setia saya.
Setiap hari, Dewi narik dari pukul empat
pagi hingga delapan malam. Dengan
jam kerja fleksibel, perempuan yang suka
berdandan minimalis ini bisa memanfaatkan
jeda untuk mengurus rumah. Ke depan,
ia berharap pihak Blue Bird menerapkan
kebijakan terkait izin kerja terutama bagi
srikandi seperti dirinya yang merangkap
tugas sebagai kepala keluarga sekaligus
ibu rumah tangga.
Riky Sunyoto
Mantan Pelanggan
S
emula menjadi pelanggan tetap,
namun sejak Oktober 2016, Riky Sunyoto
menetapkan hati menjadi pengemudi taksi
Blue Bird. “Pada dasarnya, saya suka pekerjaan
yang berhubungan dengan pelayanan. Bagi
saya, pelayanan sama dengan menabur hal
baik. Jika yang ditabur baik, maka kita akan
mendapatkan yang baik juga,” ujar Riky
memulai kisahnya.
Semasa masih menjadi pelanggan tetap, Riky
sering memperhatikan perangai pengemudi
taksi Blue Bird yang baik sekaligus sabar dalam
memberikan pelayanan kepada penumpang.
“Karena itu, saya tertarik menjadi pengemudi
taksi sekalian belajar melatih kesabaran,” kata
mantan wirausahawan yang kini bekerja
minimal 12 jam sehari ini, dimulai selepas
tengah malam.
Sebetulnya Riky kebagian shift pagi, tapi
sengaja berangkat lebih awal pada pukul 12
malam. Ia beralasan, “Jam segitu belum banyak
taksi beredar di jalanan. Nah, saat siang, saya
beristirahat. Lalu, saat sore, saya beredar lagi.” Riky
mengaku tak masalah walaupun sering ngalong,
“Yang penting, saya tetap menjaga pola makan
dan selalu mengonsumsi suplemen vitamin.”
Satu hal yang membuat Riky semangat
bekerja adalah perbincangan dengan
penumpang. Salah seorang di antaranya
bernama Hartono asal Ambon, Maluku.
“Beliau memberikan nasihat dan motivasi
yang membangkitkan spirit, yang saya terapkan
dalam kehidupan sehari-hari, bahwa dalam
situasi apa pun—susah atau senang—kita harus
selalu berdoa dan bersyukur.”
Moto
Saya harus banyak berbuat baik
dan beramal. Bekerja dengan
jujur, juga berpikir positif.
Supaya diberikan keselamatan
dan kemudahan dalam
mencari rezeki di jalanan.
Tentu saja tidak semua penumpang
bersikap manis. Kadang, tanpa alasan jelas,
penumpang naik taksi sembari menggerutu.
Namun Riky tetap sabar. Ia sangat menyadari
pentingnya melayani dengan baik. Terlebih
persaingan antaroperator transportasi
online belakangan semakin ketat. Maka
kualitas pelayanan harus ditingkatkan demi
memenangkan persaingan.
Mutiara Biru
61