Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Februari 2019 | Page 60

Trending Things • Indonesian Signature Pinisi Sulawesi Cendera mata perahu pinisi Sulawesi memiliki sejarah panjang yang memadukan aspek teknis, dan juga magis. D i Makassar, jika wisatawan melihat cendera mata perahu pinisi di dalam botol, jangan anggap itu peninggalan Belanda atau Spanyol. Sebagian yang lain mungkin mengira itu berkaitan dengan legenda jin di dalam botol. Pinisi adalah perahu tradisional asli rancangan suku Bugis, Sulawesi Selatan, yang telah ada sejak ratusan tahun silam (sekitar abad ke-14) dan digunakan untuk mengarungi perairan Nusantara, Asia Tenggara, hingga ke laut China. Pinisi modern bahkan tercatat bisa berlayar sampai ke Kanada dan Amerika Serikat. Hitungan kerangka kapalnya pun mengandung makna di balik angka-angkanya, seperti misalnya 2 tiang utama yang mencerminkan 2 kalimat syahadat dan 7 layar yang mencerminkan angka baik dalam referensi spiritual. Di luar aspek magisnya, kapal pinisi dikurasi dengan teknik yang sangat hati-hati yang menjamin kapal- kapal Sulawesi ini begitu kukuh mengarungi samudra. Pinisi di dalam botol adalah sepenggal kisah membanggakan yang turun temurun diceritakan, dan dijual sebagai oleh-oleh khas Makassar. Kenapa pinisi-pinisi kecil ini diabadikan di dalam botol? Tak ada jawaban yang eksak. Beberapa di antaranya diperkirakan sebagai aspek artistik saja, agar lebih menarik perhatian wisatawan. Atau, mungkin sengaja untuk memancing imajinasi pembelinya tentang pinisi yang sesungguhnya: setengah rasional, setengah magical. SENTRA CENDERA MATA Jalan Somba Opu Ruas jalan ini merupakan pusat oleh-oleh terbesar di Sulawesi Selatan, dipenuhi berbagai toko yang menjual bermacam makanan dan kerajinan khas Makassar. Jl. Somba Opu Makassar, Sulawesi Selatan Lokasi ini dapat ditempuh menggunakan taksi sekitar 5 menit dari Pantai Losari, Makassar. Meski bukan berasal dari legenda jin ajaib yang muncul dari dalam botol, namun perahu pinisi di dalam botol juga mencerminkan kisah magis yang sampai hari ini masih banyak dipercaya masyarakat Bugis modern. Dulunya, perahu pinisi dipercaya dibuat dengan melibatkan kekuatan supranatural sejak awal ketika hari pertama pembuatan kapal ditentukan sampai sebelum perahu pinisi diluncurkan ke laut. Diperlukan sejumlah ritual selama proses pembuatannya, termasuk ritual mengusir roh jahat dari dalam pohon yang akan ditebang dan ditukang menjadi perahu pinisi. Masyarakat Ara, Bira, dan Tana Lemo adalah orang-orang yang secara turun temurun mewarisi kepiawaian membuat kapal pinisi, baik secara teknis maupun magis. Sampai sekarang, ada banyak tempat yang menjadi pusat pembuatan kapal pinisi khas Sulawesi, salah satu yang paling terkenal adalah Kabupaten Bulukumba, dekat pantai Tanjung Bira. 58 Mutiara Biru