Trending Things • Indonesian Signature
Pinisi Sulawesi
Cendera mata perahu
pinisi Sulawesi memiliki
sejarah panjang yang
memadukan aspek
teknis, dan juga magis.
D
i Makassar, jika wisatawan
melihat cendera mata
perahu pinisi di dalam
botol, jangan anggap itu
peninggalan Belanda atau
Spanyol. Sebagian yang lain
mungkin mengira itu berkaitan
dengan legenda jin di dalam
botol. Pinisi adalah perahu
tradisional asli rancangan suku
Bugis, Sulawesi Selatan, yang
telah ada sejak ratusan tahun
silam (sekitar abad ke-14) dan
digunakan untuk mengarungi
perairan Nusantara, Asia
Tenggara, hingga ke laut China.
Pinisi modern bahkan tercatat
bisa berlayar sampai ke Kanada
dan Amerika Serikat.
Hitungan kerangka kapalnya pun
mengandung makna di balik
angka-angkanya, seperti misalnya
2 tiang utama yang mencerminkan
2 kalimat syahadat dan 7 layar
yang mencerminkan angka baik
dalam referensi spiritual. Di luar
aspek magisnya, kapal pinisi
dikurasi dengan teknik yang sangat
hati-hati yang menjamin kapal-
kapal Sulawesi ini begitu kukuh
mengarungi samudra.
Pinisi di dalam botol adalah
sepenggal kisah membanggakan
yang turun temurun diceritakan,
dan dijual sebagai oleh-oleh khas
Makassar. Kenapa pinisi-pinisi
kecil ini diabadikan di dalam
botol? Tak ada jawaban yang
eksak. Beberapa di antaranya
diperkirakan sebagai aspek artistik
saja, agar lebih menarik perhatian
wisatawan. Atau, mungkin sengaja
untuk memancing imajinasi
pembelinya tentang pinisi yang
sesungguhnya: setengah rasional,
setengah magical.
SENTRA CENDERA MATA
Jalan Somba Opu
Ruas jalan ini merupakan pusat
oleh-oleh terbesar di Sulawesi
Selatan, dipenuhi berbagai toko yang
menjual bermacam makanan dan
kerajinan khas Makassar.
Jl. Somba Opu
Makassar, Sulawesi Selatan
Lokasi ini dapat ditempuh
menggunakan taksi sekitar 5 menit
dari Pantai Losari, Makassar.
Meski bukan berasal dari
legenda jin ajaib yang muncul
dari dalam botol, namun perahu
pinisi di dalam botol juga
mencerminkan kisah magis
yang sampai hari ini masih
banyak dipercaya masyarakat
Bugis modern. Dulunya, perahu
pinisi dipercaya dibuat dengan
melibatkan kekuatan supranatural
sejak awal ketika hari pertama
pembuatan kapal ditentukan
sampai sebelum perahu pinisi
diluncurkan ke laut. Diperlukan
sejumlah ritual selama proses
pembuatannya, termasuk ritual
mengusir roh jahat dari dalam
pohon yang akan ditebang
dan ditukang menjadi
perahu pinisi.
Masyarakat Ara, Bira, dan Tana Lemo
adalah orang-orang yang secara
turun temurun mewarisi kepiawaian
membuat kapal pinisi, baik secara
teknis maupun magis. Sampai
sekarang, ada banyak tempat yang
menjadi pusat pembuatan kapal
pinisi khas Sulawesi, salah satu
yang paling terkenal adalah
Kabupaten Bulukumba, dekat
pantai Tanjung Bira.
58
Mutiara Biru