Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Desember 2018 | Page 57

Going Places Transporter D ulu, sebelum ada teknologi lampu merah, ada polisi yang berdiri di setiap perempatan jalan utama untuk memberi aba-aba pada jalur mana yang boleh jalan dan mana yang harus berhenti. Era ini tergantikan ketika transportasi telah mengalami elektrifikasi dengan adanya lampu merah. Sekarang, memasuki era digitalisasi, hampir di setiap perempatan utama kita bukan saja dibantu lampu merah, tapi juga papan digital yang menampilkan hitungan detik lampu merah itu. Ilustrasi itu disampaikan Soegeng Poernomo, seorang konsultan transportasi senior yang pernah menjabat sebagai Sekretariat Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). “Digitalisasi transportasi bukan saja tak terhindari, tapi juga sangat diperlukan untuk mengembangkan sektor transportasi, baik itu dari segi pelayanan maupun efisiensi,” ujar Soegeng yang kini menjabat sebagai Presidium MTI. Menurutnya, ada tiga “goal” yang mesti tercapai dari digitalisasi transportasi. Pertama adalah mendorong transformasi di sektor transportasi. Apa pun yang dikembangkan secara digital, harus mampu mendorong transformasi. Kedua, adalah mengembangkan pelayanan yang lebih baik, seperti yang sudah dirasakan masyarakat dari perkembangan transportasi digital beberapa tahun belakangan ini. Sementara tujuan ketiga adalah untuk membuat proses transportasi menjadi lebih efisien. Seperti yang bisa kita lihat sekarang ini, digitalisasi telah menjadi game changer terhadap pola masyarakat bertransportasi. Mulai dari papan digital di lampu merah tadi, hingga aplikasi online yang membantu masyarakat untuk mengukur waktu perjalanan dan harganya. Beberapa teknologi digital yang lain juga akan segera diterapkan, di antaranya Electronic Road Pricing (ERP) yang menghitung biaya per mobil yang melintas di jalanan berbayar, atau “e-tilang” yang disebut Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang masih terus digodok. Secara skematik, Soegeng menggambarkan digitalisasi transportasi tak lepas dari beberapa dimensi transportasi yang harus terpenuhi. Dimensi yang dia letakkan pada skema teratas adalah dimensi keselamatan, kemudian dimensi keamanan yang harus dipenuhi pada setiap produk transportasi digital. Dimensi lain yang tak kalah penting adalah dimensi kenyamanan penumpang, ketepatan waktu, dan pada akhirnya adalah keterjangkauan harga. “Apa pun produk transportasi digital yang dikembangkan tak bisa lepas dari kelima Seperti yang bisa kita lihat sekarang ini, digitalisasi telah menjadi game changer terhadap pola masyarakat bertransportasi. dimensi tadi. Itu adalah skema ideal dari digitalisasi transportasi. Untuk mencapai hasil transformasi transportasi yang terbaik, kita harus menempatkan skema yang ideal,” ujar doktor lulusan Universitas Padjadjaran Bandung ini. Regulasi Transportasi Di akhir tahun 2018 ini, MTI tengah menyoroti persiapan Light Rail Transit (LRT) yang dicanangkan untuk meluncur di pertengahan tahun 2019. MTI berharap agar LRT bisa mewujudkan skema ideal seperti yang dipaparkannya untuk memastikan terjadinya transformasi transportasi di Indonesia, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Masyarakat Transportasi Indonesia adalah lembaga nirlaba yang mampu ikut memengaruhi kebijakan publik pada sektor transportasi. Di dalamnya tergabung beberapa unsur masyarakat transportasi sekaligus: akademisi, aktivis, operator, konsultan, dan birokrat. Sejak terbentuk di tahun 1995, MTI telah mampu berfungsi sebagai pressure group di satu sisi, dan mitra bagi pemerintah di sisi lain. Soegeng sebagai salah satu tokoh MTI kerap dimintai pendapat oleh pemerintah dalam sejumlah isu transportasi. Pada soal regulasi, Soegeng memetakan digitalisasi transportasi pada tiga aspek, yaitu infrastruktur, sarana, dan sistem. Infrastruktur adalah soal bagaimana regulasi mengatur digitalisasi prasarana transportasi seperti bandara, pelabuhan, terminal dan sebagainya. Sementara sarana adalah soal fasilitas. Pada transportasi darat, aspek sarana di antaranya adalah mengatur digitalisasi bus, angkot, dan taksi. Kemudian aspek sistem adalah soal digitalisasi manajemen transportasi, di sini di antaranya adalah mengatur e-ticketing, e-payment, dan transportasi berbasis aplikasi online. IDEALISASI | Transportasi perlu melalui proses idealisasi oleh berbagai pihak. Mutiara Biru 55