Advertorial
Gaya Hidup
Jantung Sehat
Secara statistik, penderita jantung koroner terus meningkat,
baik dalam skala nasional maupun global. Dr. Muhammad
Gibran Fauzi Harmani, Sp.JP dari RS Premier Jatinegara
mengatakan bahwa ada kaitan yang erat antara
peningkatan tersebut dengan gaya hidup masyarakat.
Seberapa besar bahaya penyakit jantung dalam skala nasional?
Di Indonesia, berdasar data Riset Kesehatan Dasar, penyakit tidak menular masih
menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian. Salah satunya
adalah penyakit jantung koroner, terutama yang disebabkan oleh gangguan di
pembuluh darah, yang bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Apa faktor risiko penyebab jantung koroner?
Ada dua faktor. Faktor risiko pertama adalah faktor yang tidak bisa diubah,
di antaranya adalah faktor usia, jenis kelamin, dan keturunan. Sementara
faktor risiko kedua adalah faktor yang bisa dimodifikasi, yaitu faktor-faktor
yang disebabkan oleh gaya hidup. Di antaranya adalah porsi makanan yang
berlebihan, komposisi makanan yang tinggi akan garam, gula, dan kolesterol,
berat badan yang berlebih, merokok, dan kurang olahraga.
Dari kedua faktor itu, mana yang lebih tinggi?
Faktor risiko yang kedua. Ini sangat berhubungan dengan gaya hidup
seseorang. Berdasar data Riset Kesehatan Dasar 2018, angka obesitas, hipertensi,
diabetes mellitus, dan merokok meningkat sepanjang 10 tahun terakhir.
Kesemuanya merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular.
Di sini kami bisa melakukan pemeriksaan secara
holistik dan komprehensif. Ada 9 dokter jantung,
dan 3 dokter bedah jantung.
Dengan kata lain, gaya hidup kita sekarang cenderung
memperbesar risiko?
Betul. Apa yang kita konsumsi hari ini jauh lebih bervariasi dibanding masa
sebelumnya. Berdasar riset National Heart, Lung & Blood Institute di Amerika
Serikat, telah terjadi perubahan proporsi makanan dibanding 20 tahun lalu.
Banyak orang tidak bisa mengontrol berapa kalori makanan serta komposisi
makanan yang mereka santap sehari-hari. Inilah yang menjadi faktor utama
terjadinya obesitas, hipertensi, dan diabetes mellitus.
Selain makanan, berkatian dengan gaya hidup, apa lagi yang
menjadi penyebab?
Orang zaman sekarang fisiknya cenderung tidak terlalu banyak beraktivitas.
Mungkin karena pengaruh teknologi yang serba mempermudah. Ini bukan
hanya bagi orang tua, tapi juga yang muda. Buktinya sekarang ini usia pasien
yang terkena serangan jantung makin muda. Kalau dulu penyakit jantung itu
identik dengan penyakit kalangan usia 55 ke atas, sekarang mulai usia 30-an
pun bisa terkena.
Apa antisipasi yang harus dilakukan orang agar terhindar dari risiko
penyakit jantung koroner?
Kita harus atur pola makan. Bukannya anti pada perkembangan kuliner, tapi
kita harus lebih selektif terhadap porsi dan jenis makanan yang masuk ke dalam
tubuh kita. Kemudian, jangan merokok. Lalu, biasakan bergerak aktif sehari-hari
dan berolahraga. Setidaknya hidup aktif secara fisik dilakukan 3-5 kali dalam 1
minggu, dengan durasi olahraga sekitar 30-60 menit.
Apa fasilitas yang tersedia di RS Premier Jatinegara untuk menangani
pasien penderita sakit jantung?
Di sini kami bisa melakukan pemeriksaan dan tatalaksana secara holistik dan
komprehensif. Ada 9 dokter jantung, 3 dokter bedah jantung, dan 2 dokter
bedah vascular selain dokter spesialis dan sub-spesialis lain yang terkait. Melalui
sejumlah teknologi terkini, kami melakukan berbagai pemeriksaan dengan
sarana diagnostik jantung yang sangat lengkap seperti EKG, Echokardiografi,
treadmill, holter, MSCT, MRI dan laboratorium kateterisasi jantung.
Dr. Muhammad Gibran Fauzi Harmani,
Sp.JP, dokter spesialis jantung dan
pembuluh darah RS Premier Jatinegara.
Mutiara Biru
23