Asatunews Magazine - edisi 02 Okt - Nov 2013 | Page 5

NASIONAL C alon anggota Dewan Per­ a­ w kilan Daerah (DPD) dari Dapil DKI Jakarta, Rommy dalam kete­ ra­ gan pers di Jakarta, Kamis, n mengatakan, program kerja Jokowi tidak berbeda dari konsep para pemimpin DKI sebelumnya, yang juga punya ide sa­ a m soal monorel, normalisasi waduk, pe­ nyelesaian masalah kemacetan lalu lin­ as t dan banjir. Akan tetapi, kata Rommy, kinerja Jokowi-Ahok menjadi fenomenal adalah ka­ ena tidak hanya sebatas rencana be­ r sar, tapi ditindaklanjuti dengan aksi kong­ ret dengan implementasi program k yang terhitung cepat, seperti dimulaianya kons­ ruksi proyek monorel, normalisasi t wa­ uk dan penertiban pedagang kaki li­ d ma di Pasar Tanah Abang. Selanjutnya, Jokowi-Ahok juga me­­­ nunjukkan bukti integritas moral yang baik dengan memerangi korupsi dan ko­ mit­ en untuk reformasi birokrasi di DKI, m mi­ alnya ditunjukkan dengan "lelang s ja­­ batan" lurah, yang belum pernah dila­ kukan daerah lain di Indonesia. "Masyarakat merasakan sekali dam­­­ paknya terhadap perilaku pelayanan dari para petugas yang sebelumnya me­ ne­ apkan pola transaksional. Sekarang, r pe­ayanan kepada masyarakat lebih ce­ at l p dan tanpa harus membayar pun ma­ ya­ s rakat diperlakukan setara," kata Rommy. Peneliti The Indonesia Institute itu mengatakan, faktor menjadi fenomenal Jokowi-Ahok, juga dalam keberhasilan membuat program dengan substansi yang "pro-kebijakan", bukan "pro-po­ u­ p laritas", yaitu KJS (Kartu Jakarta Sehat). Selain itu, ada KJP (Kartu Jakarta Pintar) yakni yang mencakup 13 kom­ o­ p nen biaya (seragam, sepatu, buku, trans­ portasi, les ekstrakurikuler), sehingga Jokowi-Ahok dinilai telah ber­ asil mem­ h bangun sistem, tidak hanya pro­ ram so­ g sial yang sifatnya sementara yang ber­ tujuan untuk cari popularitas supaya ter­ ilih lagi. p "Terakhir, mengapa mereka feno­ menal adalah pendekatan dan gaya ke­ pe­ impinannya yang merakyat, tegas, m dan responsif, menjadikan rakyat DKI men­ intai dua sosok ini. Gaya blusukan c Jokowi yang responsif terhadap per­ soal­ n masyarakat dan ketegasan Ahok a terhadap kerja aparat birokrat dini­ai l memenuhi aspirasi masyarakat," de­ iki­ m an Rommy. Pujian itu beda dengan pengakuan Gu­ ernur DKI Jakarta Joko Widodo b (Jokowi) mengaku belum maksimal da­am l mengatasi masalah kemacetan di Jakarta setelah satu tahun masa ke­ e­ im­ p m pinannya. "Memang belum. MRT sama Monorel baru dibangun. Kalau nanti bus­ nya sudah datang, ada tambahan fasilitas untuk transportasi umumnya ya baru nanti akan terasa," ujar Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Jumat. Menurut dia, pihaknya masih te­ us r melakukan berbagai upaya untuk me­ ngatasi masalah kemacetan di Ibukota. "Sekarang belum apa-apa. Kita me­­ lakukan apa sih untuk kemacetan? Ba­ ­ menertibkan PKL, sehingga ditem­ ru pat-tempat tertentu sudah gak mace­ ," t ujar dia. Ia mengatakan untuk mengatasi ke­­ macetan di Jakarta bukanlah per­ ara k yang mudah karena itu semua mem­ butuhkan tahapan atau proses. "Memang harus kita akui. Untuk me­ gatasi kemacetan satu itu gak mu­ n dah, perlu waktu, perlu proses," kata dia. Untuk tahun depan, lanjutnya, Pemprov DKI memprioritaskan dalam pe­ gadaan angkutan umum dan pem­ a­ n b ngun­ n rumah susun di wilayah Jakarta. a "Tahun depan kita prioritas di trans­ ortasi dengan membeli 4.000 bus p yang terdiri atas 3.000 bus sedang dan 1.000 bus Transjakarta. Kami juga akan membangun 200 blok di sejumlah titik Jakarta," kata dia. Sebelumnya, Hasil survei lembaga Indo Barometer menyatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum maksi­ mal mengatasi masalah kemacetan di Ibu­ ota setelah menjabat selama satu k tahun lamanya. Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, mengatakan sebanyak 73,3 persen dari 400 warga Ibukota mera­ a ti­ s dak puas terkait penanganan kema­ etan. c Survei tersebut dilakukan selama 4-10 Oktober 2013 dengan wawancara langsung kepada 400 warga DKI Jakarta. ASN Jangan Nyapres Sementara itu Sejarawan Universitas Indonesia, JJ Rizal, meminta agar Gubernur Joko Widodo alias Jokowi tidak maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014. “Pak Jokowi adalah simbol harapan. Kalau Pak Jokowi maju, akan sia-sialah seluruh harapan dan rencana untuk pembangunan Jakarta,” ungkap JJ Rizal dalam acara “Setahun Jokowi-Ahok” yang digelar di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat malam (18/10). Menurut Rizal, Jokowi-Ahok menghadapi tiga macam banjir. “Banjir manusia, banjir macet, dan banjir air. Saya yakin, kalaupun lima tahun lagi Pak Jokowi jadi gubernur, tetap saja masalah itu tidak akan bisa diatasi. Jadi, Pak Jokowi sebaiknya tidak maju sebagai calon presiden,” kata Rizal. Sejarawan yang juga pendiri Komunitas Bambu ini juga mengkritik keinginan Jokowi dan sejumlah kader PDIP yang ingin mengubah nama Jalan Medan Merdeka, antara lain menjadi Jalan Soekarno. Menurut Rizal, pengubahan nama itu justru bertentangan dengan harapan Bung Karno. “Karena, Bung Karno memberikan nama Medan Merdeka agar rakyat Indonesia, khususnya Jakarta, selalu diingatkan akan cita-cita kemerdekaan,” ujar Rizal. FOTO: ISTIMEWA Begitulah semestinya cendekiawan, berani tetap bersikap kritis, walau sebagian besar masyarakat sudah menganggap Jokowi sebagai nabi atau bahkan setengah dewa. Nah gimana tuh... ASN edisi 2/th. I | Okt - Nov 2013 5