7
Hikayat Peci Di Indonesia , Asal Mula Peci Sampai Ke Indonesia
P eci , penutup kepala yang lazim dipakai saat sholat , silaturahmi lebaran , atau kegiatan keagamaan lainnya memiliki berbagai sisi cerita menarik . Walau mungkin susah ditelusuri data faktual sejarahnya - maklum , nenek moyang kita terbiasa dengan tradisi lisan - setidaknya ada gambaran sedikit yang membuat kita mengerti hal-ihwal peci di tanah air .
Di beberapa negara Islam , sesuatu yang mirip songkok tetap populer . Di Turki , ada fez dan di Mesir disebut tarboosh . Fez berasal dari Yunani Kuno dan diadopsi oleh Turki Ottoman . Di Istanbul sendiri , topi fez ini juga dikenal dengan nama fezzi . Di Asia Selatan ( India , Pakistan , dan Bangladesh ) fez dikenal sebagai Roman Cap ( Topi Romawi ) atau Rumi Cap ( Topi Rumi ). Ini menjadi simbol identitas Islam dan menunjukkan dukungan Muslim India atas kekhalifahan yang dipimpin Kekaisaran Ottoman . Namun bentuk peci agak berbeda . Pada bagian atas peci memilik lipatan jahitan lebih kaku dibanding penutup kepala dari negara-negara arab . Karenanya , ada yang menyebut bahwa peci hasil modifikasi blangkon Jawa dengan surban Arab .
Sunan Kalijaga
Bentuk peci yang khas sepintas mirip torbus ( atau turban ) dari Turki meyakinkan peneliti soal garis budaya dari negara-negara penyebar Islam dan termasuk India meluaskan pengaruh hingga ke Asia Tenggara . Kalau kita akrab dengan sebutan " peci " maka di Malaysia , Brunei Darussalam , Singapura , dan selatan Thailand menyebutnya " songkok ". Menurut Rozan Yunos dalam “ The Origin of the Songkok or Kopiah ” dalam The Brunei Times , 23 September 2007 , songkok diperkenalkan para pedagang Arab , yang juga menyebarkan agama Islam . Pada saat yang sama , dikenal pula serban atau turban . Namun , serban dipakai oleh para cendekiawan Islam atau ulama , bukan orang biasa .
“ Menurut para ahli , songkok menjadi pemandangan umum di Kepulauan Malaya sekitar abad ke-13 , saat Islam mulai mengakar ,” tulis Rozan .
Lucunya , orang-orang arab yang dipandang sebagai penyebar peci atau songkok di tanah melayu malah meninggalkan tradisi itu . Sehingga pengamat sejarah berspekulasi soal keberadaan peci Indonesia .
Konon , peci merupakan rintisan dari Sunan Kalijaga . Pada mulanya beliau membuat mahkota khusus untuk Sultan Fatah yang diberi nama kuluk yang memiliki bantuk lebih sederhana daripada mahkota ayahnya , Raja terakhir Majapahit Brawijaya V .
Kuluk ini mirip kopiah , hanya ukurannya lebih besar . Hal itu agar sesuai ajaran Islam yang egaliter . Raja dan rakyat sama kedudukannya di hadapan Allah SWT . Hanya ketakwaan yang membedakan .
Keabsahan kisah di atas masih perlu dipertanyakan tentunya . Yang jelas , peci merupakan pemandangan umum di tanah melayu sejak abad 13 . Saat Raja Ternate Zainal Abidin ( 1486-1500 ) belajar agama Islam di madrasah Giri , ia membawa oleh-oleh peci saat pulang ke kampung halaman .
Jean Gelman Taylor , yang meneliti interaksi antara kostum Jawa dan kostum Belanda periode 1800-1940 , menemukan bahwa sejak pertengahan abad ke-19 , pengaruh itu tercermin dalam pengadopsian bagianbagian tertentu pakaian Barat . Pria-pria Jawa yang dekat dengan orang Belanda mulai memakai pakaian gaya Barat . Menariknya , blangkon atau peci tak pernah lepas dari kepala mereka .
www . apakabardunia . com