Mingyu terkekeh. Kemudian menunjuk lemari di belakang Wonwoo. “Apa kalian berdua
tidak pernah sadar? Ada yang menemani kalian di sana.”
That’s why something feels strange.
***
Ketika Wonwoo membuka pintu kamar tamu yang diperuntukkan untuknya dan Soonyoung
kala itu, bukannya bau pewangi ruangan yang menyapa hidungnya, melainkan bau amis yang
langsung tercium. Begitu tajamnya, sampai-sampai Wonwoo harus mundur beberapa
langkah. Ia menoleh ke belakang, sambil menutup hidungnya ia bertanya kepada Soonyoung,
“Kau menciumnya?”
Yang ditanya mengangguk, tapi kemudian menepuk pundaknya. “Awas terdengar Mingyu,
tidak sopan, tahu!” Mengingat status keduanya yang merupakan tamu. Apalagi, belum ada
satu jam semenjak mereka menginjakkan kaki di rumah ini.
“Tapi kan, memang bau.” Wonwoo membalas, kemudian melangkah masuk dan duduk di
tempat tidur. Lumayan empuk. Setidaknya, ini sudah cukup nyaman untuk menjadi kasurnya
selama beberapa hari ke depan. Ia menatap Soonyoung yang mulai menyisiri satu-satu sudut
ruangan, lalu dilihatnya laki-laki itu berjengit saat membuka lemari. “Ini apa?” tanya Soon-
young setelahnya sambil mengeluarkan satu kantong plastik dari sana, kelihatan sekali ada
sesuatu di dalamnya.
“Itu hanya plastik,” kata Wonwoo, teringat pesan ibu Mingyu beberapa saat lalu (jangan
sentuh apa pun di kamarmu yang sudah ada di sana sebelum kau datang), dan berbicaralah
ia, “Letakkan itu.”
Soonyoung mengoceh saat mendengar kata-kata Wonwoo itu, tapi tetap menurutinya dan
meletakkan plastik itu kembali ke tempatnya semula. Wonwoo masih memperhatikan Soon-
young—bahkan saat sahabatnya itu menutup lemari, lalu dengan wajah kebingungan
dibukanya kembali, ditutup, dan dibuka kembali sampai-sampai Wonwoo jengah melihatnya.
“Soon—“
“Apa kau mendengarnya?” Soonyoung kembali membuka lemarinya, matanya bergerak tidak
nyaman dari lemari ke Wonwoo. “Apa?” tanya Wonwoo, keningnya mengerut penasaran.
“Ada suara di sana,” Soonyoung menutup pintu lemari itu terakhir kalinya, lalu buru-buru
berlari ke arah Wonwoo. “Suara orang minta tolong.”
***
Pasar Malam yang diceritakan Mingyu tadi, ketimbang disebut pasar, lebih terasa seperti
pesta taman.