menguasai diri dalam kitab Riyadush-Shalihin
halangan diri dari rasa malas, canggung, kikuk dan
karya Al Imam An Nawawi.
lainnya menjadi penghalang keberlanjutan upaya
Dari Uqbah bin Amr, ‘’Sewaktu ayat yang
perbaikan yang berpusat pada ‘diri‘ tersebut.
menyerukan sedekah turun, kami para sahabat
Seraya memohon petunjuk dan perkenan Allah,
bergegas memanggul harta apa saja yang kami
marilah kita semua niatkan dan kita kerahkan
miliki untuk disedekahkan di atas punggung kami
dengan kesungguhan, upaya-upaya perbaikan
masing-masing. Ada yang memanggul banyak
‘diri’ dengan meningkatkan amaliah untuk diri dan
sekali barang, lalu orang-orang munafik
lingkungan demi menawar kecenderungan pada
bercingcong (berkomentar),’Sedekah sebanyak itu
tawaran aktivitas yang bersifat melemahkan
jelas hanya untuk mencari muka saja, tidak
motivasi dan kesungguhan. Tekad dan upaya itu
disertai keikhlasan’. Di antara kami ada pula yang
hendaknya terus kita rawat karena setiap tawaran
hanya bersedekah satu sha/ 4 kati, lalu mereka
dangkal, -- yang menjadi umpan dari nafsu pada
kembali berkomentar,’Sedekah hanya sejumput
diri, selalu berujung penyesalan yang sulit
itu, Allah jelas tiada menggubris kepadanya,
pengelolaannya.
kemudian turunlah ayat ini’.
Artinya,’’ Mereka yang menghina pelaku
kebaikan di antara orang-orang mukmin,
tentang sedekah dan orang-orang yang tiada
memperoleh selain tenaganya, lalu mereka
mengejek orang-orang yang bersedekah itu.
Allah membalas (mengejek) pula mereka. Dan
perlu pengorbanan yang
tidak kecil harus kita
tunaikan, agar kesudahan
yang baik pula kita dapatkan
bagi mereka siksa yang teramat pedih’’. (QS. At
Taubah 79)
Dalam uraian mengenai upaya menguasai diri atau
memenangkan ‘diri’ dari nafsu dapat disimpulkan
Sebab itu konsistensi kita dalam melaksanakan
bahwa, diperlukan suatu upaya yang terus
segala kebajikan dengan sungguh-sungguh kiranya
menerus dan sungguh-sungguh dalam
akan mampu membentengi kita dari tawaran yang
melaksanakan kebaikan sesuai apa yang
menyesatkan tersebut.
diperintahkan Allah, kemudian terus ditingkatkan
dengan kesungguhan sesuai contoh yang diajarkan
Nabi saw.
Semoga Allah menguatkan kita semua di jalanNya.
Dan, dalam upaya yang demikian memayahkan
dan melelahkan ini, tentunya perlu pengorbanan
[DS – Digubah dari Tarjamah Riyadus-Shalihin
yang tidak kecil harus kita tunaikan, agar
karya Imam An Nawawi, terjemahan Masrap
kesudahan yang baik pula kita dapatkan.
Suhaemi, Penerbit Mahkota, Surabaya]
Sekalipun, di tengah upaya yang lurus dan kuat,
sebagaimana Rasul contohkan, tidak jarang
berbagai komentar, olok-olok yang melemahkan
dari lingkungan bermunculan. Demikian pula
38
al-Islam.my.id | Edisi 3 | Mei 2014, Rajab 1435