Al-Islam Magazine Mei 2014 | Page 38

menguasai diri dalam kitab Riyadush-Shalihin halangan diri dari rasa malas, canggung, kikuk dan karya Al Imam An Nawawi. lainnya menjadi penghalang keberlanjutan upaya Dari Uqbah bin Amr, ‘’Sewaktu ayat yang perbaikan yang berpusat pada ‘diri‘ tersebut. menyerukan sedekah turun, kami para sahabat Seraya memohon petunjuk dan perkenan Allah, bergegas memanggul harta apa saja yang kami marilah kita semua niatkan dan kita kerahkan miliki untuk disedekahkan di atas punggung kami dengan kesungguhan, upaya-upaya perbaikan masing-masing. Ada yang memanggul banyak ‘diri’ dengan meningkatkan amaliah untuk diri dan sekali barang, lalu orang-orang munafik lingkungan demi menawar kecenderungan pada bercingcong (berkomentar),’Sedekah sebanyak itu tawaran aktivitas yang bersifat melemahkan jelas hanya untuk mencari muka saja, tidak motivasi dan kesungguhan. Tekad dan upaya itu disertai keikhlasan’. Di antara kami ada pula yang hendaknya terus kita rawat karena setiap tawaran hanya bersedekah satu sha/ 4 kati, lalu mereka dangkal, -- yang menjadi umpan dari nafsu pada kembali berkomentar,’Sedekah hanya sejumput diri, selalu berujung penyesalan yang sulit itu, Allah jelas tiada menggubris kepadanya, pengelolaannya. kemudian turunlah ayat ini’. Artinya,’’ Mereka yang menghina pelaku kebaikan di antara orang-orang mukmin, tentang sedekah dan orang-orang yang tiada memperoleh selain tenaganya, lalu mereka mengejek orang-orang yang bersedekah itu. Allah membalas (mengejek) pula mereka. Dan perlu pengorbanan yang tidak kecil harus kita tunaikan, agar kesudahan yang baik pula kita dapatkan bagi mereka siksa yang teramat pedih’’. (QS. At Taubah 79) Dalam uraian mengenai upaya menguasai diri atau memenangkan ‘diri’ dari nafsu dapat disimpulkan Sebab itu konsistensi kita dalam melaksanakan bahwa, diperlukan suatu upaya yang terus segala kebajikan dengan sungguh-sungguh kiranya menerus dan sungguh-sungguh dalam akan mampu membentengi kita dari tawaran yang melaksanakan kebaikan sesuai apa yang menyesatkan tersebut. diperintahkan Allah, kemudian terus ditingkatkan dengan kesungguhan sesuai contoh yang diajarkan Nabi saw. Semoga Allah menguatkan kita semua di jalanNya. Dan, dalam upaya yang demikian memayahkan dan melelahkan ini, tentunya perlu pengorbanan [DS – Digubah dari Tarjamah Riyadus-Shalihin yang tidak kecil harus kita tunaikan, agar karya Imam An Nawawi, terjemahan Masrap kesudahan yang baik pula kita dapatkan. Suhaemi, Penerbit Mahkota, Surabaya] Sekalipun, di tengah upaya yang lurus dan kuat, sebagaimana Rasul contohkan, tidak jarang berbagai komentar, olok-olok yang melemahkan dari lingkungan bermunculan. Demikian pula 38 al-Islam.my.id | Edisi 3 | Mei 2014, Rajab 1435