Al-Islam Magazine Edisi 4, Juni 2014 | Page 29

"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah Taubat adalah pembuka harapan. Manakala kita taubat bagi orang-orang yang berbuat kejahatan berbuat dosa atau kesalahan, beban berat terasa karena kebodohannya, yang kemudian mereka di pundak. Kita memerlukan terhapusnya beban bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang Allah terima taubatnya, dan Allah Kita memerlukan terhapusnya Maha Mengetahui lagi Maha beban dengan petunjuk Allah Swt. Bijaksana." (QS. An-Nisa' [4] : melalui permohonan atas ampunan17) Nya "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu mohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa' [4] : 64) Rasulullah saw. bersabda,"Sesungguhnya Allah senantiasa membuka tangan-Nya pada malam hari agar orang-orang berbuat kesalahan pada siang hari mau bertaubat, dan juga membuka tangan-Nya pada siang hari agar mereka yang berbuat kesalahan pada malam hari mau bertaubat. Ini berlangsung terus hingga matahari terbit dari arah barat/sebagai tanda datangnya Kiamat." (HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari) Hidup di zaman sekarang yang penuh dinamika ini, bila tidak kerap mawas-diri, rasanya mudah bagi kita semua untuk tergelincir berbuat kesalahan dan dosa. Namun dengan adanya konsep Taubat, seakan memberi harapan kembali kepada kita agar bisa kembali taat dan bertakwa kepada-Nya. Berapa Kali Hendaknya Taubat Kita? Sebaiknya setiap kali berbuat dosa dan kesalahan kita segera mohon ampun dan bertaubat. Jadi tergantung berapa kali kita berbuat dosa, sebanyak itu pula hendaknya kita bertaubat. Mengapa Kita Perlu Bertaubat? al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014 dengan petunjuk Allah Swt. melalui permohonan atas ampunan-Nya. Kita laksanakan taubat kepada Allah, hingga Dia menerima taubat kita. Seraya menyesali kesalahan, kemudian kita laksanakan amal-amal kebajikan dan menghindari kesalahan serupa, maka Allah berjanji, setiap yang bertaubat akan diterima taubatnya. Sesudahnya Allah kemudian memberikan kesempatan kepada kita untuk berbuat amal shalih yang lebih baik dan bermanfaat. Dengan itu, hidup kita terasa lebih luas dan ringan. Allah sungguh menyukai kedatangan seorang hamba yang bertaubat usai melakukan kesalahan. Betapa mulianya, selain mengampuni, Allah kemudian memberikan petunjuk kepada hamba yang bertaubat, sesuai firman-Nya: "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi siapa yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap dalam jalan yang Aku tunjuki." (QS Thaa Haa [20] : 82) Nah, kini usai kita memahami keutamaan Taubat, marilah kita bersegera untuk memohon ampunan-Nya, bertaubat atas segala kesalahan baik yang besar maupun yang kecil agar hidup kita dipenuhi keberkahan dan petunjuk-Nya. Itulah hakikat harapan dari taubatan nashuha, taubat yang sesungguh-sungguhnya. [TBH, dari berbagai sumber] 29