Al-Islam Magazine Edisi 4, Juni 2014 | Page 27

ayat 7-8) Ketiga, amal-amal yang kita lakukan akan berwujud dalam bentuk dampak atau akibat. Amal baik akan muncul dalam akibat-akibat yang baik, dan sebaliknya. Pertama-tama, dampak amal itu akan mengenai kita yang melakukannya. Kalau kita hayati keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa amal adalah benih yang kita tanam. Apa yang kita tuai sangat bergantung pada apa yang kita tanam. Kita akan menuai permusuhan jika yang kita tanam kebencian. Kita akan memanen cinta, jika yang kita semai adalah kasih sayang. Perhatikan bahwa alam semesta ini bergerak dalam satu kesatuan wujud. Kita adalah bagian yang tak terpisahkan dari makhluk dan sunnatullah-Nya. Bersama-sama dengan makhluk-makhluk lainnya kita adalah anggotaanggota dari satu badan alam semesta. Maka jika kita melukai salah satu di antara mereka, maka itu berarti kita sejatinya telah melukai diri kita sendiri. Karena itu, Al-Qur’an menyebut perbuatan dosa sebagai suatu perbuatan menganiaya diri kita sendiri. “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihi kami tentulah kami termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al-A’raf [7] : 23) Berulang-kali Al-Quran menegaskan perwujudan amal dalam bentuk akibat amal. “Telah muncul kerusakan di daratan dan di lautan karena perbuatan tangan-tangan manusia, agar Tuhan membuat mereka merasakan sebagian dari apa yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Al-Rum [30] : 41) “Maka mereka ditimpa oleh akibat kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang mereka perolok-olokan itu.” (QS. Al-Nahl [16] : 34). al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014 Lebih dari itu, Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa akibat amal itu bukan hanya akan menimpa pelakunya tetapi juga orang-orang yang tidak bersalah. Mereka yang terdampak itu tanpa kita sadari mungkin adalah anak-anak kita, keluarga, lingkungan, masyarakat, dan juga bangsa yang luas: Sebab itu, kehati-hatian dalam beramaliah dituntut dari seorang muslim, karena semua mengandung pertanggungjawaban dan dampak. Terkadang Allah mengingatkan kita melalui ungkapan yang keras dan berat seperti ayat berikut: “Dan Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman tenteram dan rezekinya datang berlimpah dari segala penjuru. Lalu penduduk negeri itu kafir kepada anugerah Allah. Maka Allah membuat mereka merasakan pakaian kelaparan dan kehausan karena apa-apa yang sudah mereka lakukan.” (QS. Al-Nahl [16] : 112); Oleh karena itu, marilah kita bersama dan terusmenerus memperbanyak amal shaleh kita selama hayat di kandung badan. Kita harus mengingat bahwa saat ini kita tengah menghias tubuh batin kita dengan sebaik-baiknya. Sebagai orang beriman yang percaya akan hari kebangkitan, kita sel