ayat 7-8)
Ketiga, amal-amal yang kita lakukan akan
berwujud dalam bentuk dampak atau akibat.
Amal baik akan muncul dalam akibat-akibat
yang baik, dan sebaliknya. Pertama-tama,
dampak amal itu akan mengenai kita yang
melakukannya.
Kalau kita hayati keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa amal adalah benih yang kita
tanam. Apa yang kita tuai sangat bergantung
pada apa yang kita tanam. Kita akan menuai
permusuhan jika yang kita tanam kebencian.
Kita akan memanen cinta, jika yang kita semai
adalah kasih sayang.
Perhatikan bahwa alam semesta ini bergerak
dalam satu kesatuan wujud. Kita adalah bagian
yang tak terpisahkan dari makhluk dan
sunnatullah-Nya. Bersama-sama dengan
makhluk-makhluk lainnya kita adalah anggotaanggota dari satu badan alam semesta. Maka
jika kita melukai salah satu di antara mereka,
maka itu berarti kita sejatinya telah melukai diri
kita sendiri. Karena itu, Al-Qur’an menyebut
perbuatan dosa sebagai suatu perbuatan
menganiaya diri kita sendiri. “Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami telah menganiaya diri kami
sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan
tidak mengasihi kami tentulah kami termasuk
orang-orang yang merugi” (QS. Al-A’raf [7] : 23)
Berulang-kali Al-Quran menegaskan perwujudan
amal dalam bentuk akibat amal. “Telah muncul
kerusakan di daratan dan di lautan karena
perbuatan tangan-tangan manusia, agar Tuhan
membuat mereka merasakan sebagian dari apa
yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (QS. Al-Rum [30] : 41)
“Maka mereka ditimpa oleh akibat kejahatan
perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab
yang mereka perolok-olokan itu.” (QS. Al-Nahl
[16] : 34).
al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014
Lebih dari itu, Al-Qur’an juga menjelaskan
bahwa akibat amal itu bukan hanya akan
menimpa pelakunya tetapi juga orang-orang
yang tidak bersalah. Mereka yang terdampak itu
tanpa kita sadari mungkin adalah anak-anak
kita, keluarga, lingkungan, masyarakat, dan juga
bangsa yang luas:
Sebab itu, kehati-hatian dalam beramaliah
dituntut dari seorang muslim, karena semua
mengandung pertanggungjawaban dan
dampak. Terkadang Allah mengingatkan kita
melalui ungkapan yang keras dan berat seperti
ayat berikut:
“Dan Allah membuat perumpamaan sebuah
negeri yang dahulunya aman tenteram dan
rezekinya datang berlimpah dari segala penjuru.
Lalu penduduk negeri itu kafir kepada anugerah
Allah. Maka Allah membuat mereka merasakan
pakaian kelaparan dan kehausan karena apa-apa
yang sudah mereka lakukan.” (QS. Al-Nahl [16] :
112);
Oleh karena itu, marilah kita bersama dan terusmenerus memperbanyak amal shaleh kita
selama hayat di kandung badan. Kita harus
mengingat bahwa saat ini kita tengah menghias
tubuh batin kita dengan sebaik-baiknya. Sebagai
orang beriman yang percaya akan hari
kebangkitan, kita sel