Al-Islam Magazine Edisi 4, Juni 2014 | Page 25

Allah Swt. senantiasa mengingatkan kita akan berbagai perumpamaan dan metafora mengenai kehidupan akhirat dan profil atau bentuk ‘asli’ wajah ukhrawi kita tersebut. Sebagaimana Allah tegaskan, apabila kita sudah meninggalkan dunia ini, amal-amal ibadah dan wujud perilaku ‘asli’ kita di dunia itulah yang akan tampak. Maka Allah sampaikan, pada saat itu, banyak mata akan terbelalak memandang diri dalam wujud sebenarnya, sebagai buah prilaku kita di dunia. Allah berfirman, “Maka Kami singkapkan tirai yang menutup matamu dan tiba-tiba matamu hari ini menjadi amat tajam.” (QS. Qaf [50] : 22) Melengkapi hal ini, Rasulullah saw. memberikan penegasan melalui sebuah hadits yang kemudian dibahas dalam kitab Tafsir Majma AlBayan 10 : 43 yang mengisahkan wujud ‘asli’ manusia pada hari kemudian. Dikisahkan, pada suatu hari Muadz bin Jabal duduk di dekat Nabi saw. di rumah Ayub AlAnshari. Muadz bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ayat: Pada hari ditiupkan sangkakala dan kalian datang dalam bergolong-golongan?” (QS An-Naba [78] : 18) Beliau menjawab, “Hai Muadz, kamu bertanya tentang sesuatu yang berat”. Beliau memandang jauh seraya berkata, “Umatku akan dibangkitkan menjadi sepuluh golongan. Tuhan memilah mereka dari kaum muslimin dan mengubah bentuk mereka. Sebagian berbentuk monyet, sebagian lagi berbentuk babi, sebagian lagi berjalan terbalik dengan kaki di atas dan muka di bawah lalu diseret-seret, sebagian lagi buta merayap-rayap, sebagian lagi tuli bisu tidak berpikir, sebagian lagi menjulurkan lidahnya yang mengeluarkan cairan menjijikkan semua orang, sebagian lagi mempunyai kaki dan tangan yang terpotong, sebagian lagi disalibkan pada tonggak-tonggak api, sebagian lagi punya bau yang lebih menyengat dari al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014 bangkai, sebagian lagi memakai jubah ketat yang mengoyak-ngoyakkan kulitnya.” “Adapun orang yang berbentuk monyet adalah para penyebar fitnah yang memecah belah masyarakat. Yang berbentuk babi adalah pemakan harta haram. Yang kepalanya terbalik adalah pemakan riba. Yang buta adalah penguasa yang zalim. Yang buta dan tuli adalah orang yang takjub dengan amalnya sendiri. Yang menjulurkan lidahnya dengan sangat menjijikkan adalah para ulama atau hakim yang perbuatannya bertentangan dengan omongannya. Yang dipotong kaki dan tangannya adalah orang yang menyakiti tetangga. Yang disalibkan ke tonggak api adalah para pembisik penguasa yang menjelekkan manusia yang lain. Yang baunya lebih menyengat dari bangkai adalah orang yang pekerjaannya hanya mengejar-ngejar kesenangan jasmaniah dan tidak membayarkan hak Allah dalam hartanya. Yang dicekik oleh pakaiannya sendiri adalah orang yang sombong dan takabur.” Hikmah Pelajaran apa yang bisa kita petik dari hadits yang disampaikan Baginda Rasulullah saw. mengenai ‘wajah’ ukhrawi kita tersebut di saat kita kini tengah disibukkan dengan berbagai pertimbangan yang duniawiah saat ini? Jelas sekali, berdasarkan hadist di atas yang melengkapi keberadaan ayat-ayat Al-Qur’an yang jumlahnya cukup banyak mengenai hal ini, adalah sebuah pengingat bagi kita semua. Bahwa yang akan menentukan bentuk ukhrawi dari diri kita adalah amal perbuatan kita selama di di dunia ini. Amal-amal kita, yang baik atau yang buruk, kelak semua akan mewujud dan membentuk tubuh ukhrawi (wujud batiniah) kita. Wajah ukhrawi kita adalah cermin perbuatan. 25