Hadits ini mengangkat sebuah relasi, bahwa sifat
syukur dan sabar harus menjadi akhlak, dan
perhiasan setiap mukmin. Sebagaimana iman,
yang kadang naik dan kadang turun, kehidupan
pun tidak datar dan selalu mulus. Karena itulah,
pandangan Islam memberikan panduan bahwa
kehidupan ini musti dijalani dengan sikap penuh
syukur dan sabar. Bersabar ketika cobaan
mendera, musibah menimpa, sehingga kita
terhindar dari rasa frustasi. Bersyukur, manakala
sukses dan kegembiraan menghampiri. Sadar
bahwa di balik sukses tersebut ada campur
tangan Allah, sehingga kita tak tersungkur dalam
sikap takabur. Syukur dan sabar menjadi
semacam tali kendali bagi seorang mukmin
dalam perjalanan menapaki dan memaknai
hidup.
Sabar dan Shalat
Dua ciri mukminin, yaitu sikap sabar dan syukur,
yang senantiasa bergandengan ini dibahas luas
dalam pengajaran keutamaan akhlak. Tapi
tahukah kita mengapa mesti bersabar?
(QS. al-Baqarah [2]:155).
Jangan pernah lupa, ujian yang dihampirkan
Allah kepada kita tidak melulu dalam bentuk
kesedihan, kesengsaraan dan kekurangan
lainnya. Jika hal demikian yang dialami pada
umumnya manusia bisa “lolos” dari batu ujian.
Namun, ‘ujian’ di sisi lainnya, yakni dalam bentuk
keberhasilan dan nikmat adalah salah satu ‘kerikil
ujian’ yang seringkali justru menyebabkan kita
tergelincir. Untuk itulah, kita memerlukan
kebersyukuran, manakala memperoleh nikmat
dan karunia dari Allah Swt.. Rasulullah saw., suri
teladan kita, adalah insan yang paling kerap dan
deras mengalami pelbagai ujian. Ujian beliau
paling lengkap baik sebagai Nabi dan Rasul
dalam kerangka mendakwahkan Islam, maupun
sebagai suami, ayah, dan pemimpin di
masyarakat. Namun dengan ijin Allah, semua
ujian itu dapat beliau atasi khususnya berkat
praktik kesabaran yang luar biasa yang beliau
miliki. Kesabaran yang hampir tiada batasnya.
“Hai orang-orang yang beriman! Bersabarlah dan
kuatkanlah kesabaranmu...” (QS. Ali Imran
[3]:200).
Kita tahu, hidup dan kehidupan ini penuh cobaan.
Tidak mudah menjalaninya dan tentu, tidak
selalu mulus. Yang demikian itu sesuai
sunnatullah: “Cobaan tidak hentihentinya ditimpakan kepada orang
Kelapangan hati, sebagaimana
beriman, baik laki-laki maupun
ciri orang yang sabar telah
perempuan, terhadap diri, anak dan
dituliskan dengan tinta emas
hartanya, hingga ia bertemu Allah
dalam shirah
tanpa membawa dosa sedikit
pun” (HR. Tirmidzi).
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar
akan menguji kamu agar Kami mengetahui orangorang yang berjihad dan bersabar di antara kamu;
dan Kami akan uji perihal kamu”. (QS.
Muhammad [47]:31).
“Sungguh, Kami akan berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan, berikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.
18
Kelapangan hati, sebagaimana ciri orang yang
sabar telah dituliskan dengan tinta emas dalam
shirah yang kita baca bersama. Rasul pun
mengajak kita untuk - dalam kehidupan seharihari - mampu meneladani sikap beliau yang
penuh kasih, lapang dada, kata-katanya lembut
menyejukkan hati. Cercaan dan makian selalu
dihadapi dengan senyuman, pemakluman dan
kemudian ajakan kepada kebajikan. Kesabaran
al-Islam.my.id | Edisi 4 - Sya’ban 1435 H | Juni 2014