Akar Media Indonesia Episode#01-November 2014 | Page 11

BATIK BATIK WARISAN INDONESIA di UNESCO In Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan menjadi bagian budaya Indonesia sejak lama. Membatik menjadi pekerjaan eklusif dalam berkesenian karena dalam membuat motifnya masih menggunakan tangan sehingga setiap kain tidakadayangsama.Tradisimembatikmerupakan tradisiyangturuntemurun,sehinggabisadidapati sebuah motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga atau tempat tertentu. Batik tradisional tetap mempertahankan motifnya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing motif memiliki arti yang tertentu. Beberapa motif batik dapat juga menunjukkanstatusseseorangyangmemakainya. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh kalangan keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Era industrialisasi dimulai pada abad 19 dimana teknik pembuatan batik mengalami perkembangan yang pesat. Hanya karena semangatdanpengertianmendalamtentangnilai sebuah kain batik, maka masih banyak pembatik yang menggunakan teknik tradisionil, yaitu masih menggunakantanganyangdinamakanbatiktulis. Secara umum pembuatan batik dibagi dalam 3 bagian yaitu pewarnaan, pemberian ‘malam (lilin)’ pada kain dan pelepasan ‘malam(lilin)’ dari kain. Kain putih yang akan dibatik dapat diberi motif dengan menggunakan ‘malam (lilin)’ dengan menggunakan alat canting atau dapat juga menggunakan proses cap. Setelah diberi motif tersebut barulah kain tersebut diberi pewarnaan dimana bagian kain yang tertutup oleh ‘malam (lilin)’ tidak dapat mendapat warna, proses ini bisa dilanjutkan beberapa kali. Jika proses pemberian motif dan pewarnaan selesai maka ‘malam (lilin)’ dilunturkan dengan proses pemanasan. Proses pemanasan atau perebusan ini dilakukan dua kali dimana perebusan pertama untuk melepaskan ‘malam (lilin)’ dan yang kedua dilakukan dengan larutan soda ash untuk memastikan warna yang menempelpadakaindanmenghindarikelenturan. Setelah itu direndam dengan air dingin dan dijemur. Motif batik yang masih menggunakan alat canting sangat tergantung dari kemahiran tangan pembatik merupakan teknik tradisional yang memiliki nilai seni yang tinggi, sedangkan motif yang menggunakan alat cap merupakan hasil pengembangan era industrialisasi memudahkan dalam pembuatannya sehingga dapat memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih murah harganya. 09