Agro Farm edisi 40 | Page 3

editorial Fokus Mempersiapkan Pangan D i era Pemerintahan Suharto kita pernah berhasil surplus pangan (beras). Bahkan kala itu Presiden Suharto (Indonesia) mendapatkan penghargaan dunia. Itu masalalu. Itu telah berlalu ketika jumlah penduduk masih di bawah 200 juta, ketika sumberdaya pertanian, dari mulai sistem irigasi, pemupukan, pembenihan dan bahkan penyuluhan di lapangan serta lahan pertanian masih belum terfokus untuk dapat swasembada beras. Namun seiring perjalanan waktu; jumlah penduduk pun bertambah, industrialisasi yang memberikan nilai tambah yang cukup tinggi menjadi dasar pertumbuhan. Mulailah produksi nasional beras kita sudah tidak mencukupi lagi. Satu-satunya jalan adalah melakukan impor dari negara-negara sahabat seperti Thailand, India, Vietnam, dan lain-lain. Kekurangan akan beras semakin bertambah dengan berubahnya pola makan. Dari yang semula makanan pokoknya adalah sagu atau ubi, berganti menjadi beras. Dan tentu saja ini menambah kebutuhan beras nasional kita. Itu adalah situasi yang kita hadapi sekarang ini. Impor pangan kita menjadi semakin besar. Presiden SBY di Padang mengatakan, bahwa masalah pangan adalah masalah dunia. Itu memang kenyataan yang sedang dihadapi dunia. Bila di masalalu hampir semua kepala negara di dunia memikirkan masalah pangannya masing-masing, tapi saat ini dunia yang menghadapi masalah pangan. Apakah itu sebagai akibat perubahan iklim; adanya bencana alam disana-sini, atau akibat pertumbuhan penduduk yang terus menuju ke arah tujuh miliar. Tentu kita yakin seruan SBY di Padang bukan sebuah upaya penghindaran bila kita masih impor. Tetapi itu justru sebuah seruan ajakan, seruan tantangan, sekaligus seruan perintah, agar semua pihak yang terkait benar-benar dapat focus. Perlu “convergence” dari pihak-pihak terkait untuk bekerja bersama. Target 10 juta ton produksi beras oleh Menteri Pertanian, tentu akan melibatkan kementerian lain. Lahan pertanian tidak mungkin tidak berkordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional. Pencetakan lahan yang mungkin diperlukan jutaan hektar tentu perlu kementerian lain yang bertanggungjawab. Juga untuk kebutuhan Sarana Produksi (saprotan), persiapan pupuk, benih dan insektisida. Kita memang memerlukan jalan-jalan bebashambatan. Kita memerlukan Kereta Api yang nyaman, kita juga perlu mobil dan rumah. Namun di atas semua itu, kita sangat memerlukan bahan pokok pangan kita. Baik sekarang ini, maupun untuk jumlah 250 juta sampai 300 juta mulut di tahun mendatang. Saatnya sekarang kita berupaya yang terfokus untuk mempersiapkan masalah itu. Penerbit: PT Multimedia Internetindo, Pemimpin Umum: Rubiyanto Wakil Pemimpin Umum: Sabrun Jamil DIREKTUR OPERASIONAL : Djoko Su’ud Sukahar DIREKTUR KEUANGAN & GENERAL AFFAIR: Artika Prianti DIREKTUR MARKETING: M. Ashim Islam PEMIMPIN REDAKSI: Djoko Su’ud Sukahar Dewan Redaksi: Sabrun Jamil (Ketua), Rubiyanto, Djoko Su’ud Sukahar Redaksi: Beledug Bantolo, Dian Yuniarni, Irsa Pitri D, Iin Achmad, Yosi Winosa Sekretaris Redaksi: Dian Ayu FOTO & RISET: Bimo Hariyadi Desain Grafis: Allamandha Account Executive: Ocha Witnesteka Miela Putra MaNAJER SIRKILASI & DISTRIBUSI: Ahmad Subhan Sirkulasi & DISTRIBUSI: Rudi Kamaludin, M Yasin, Vidra, Yanto, Aida Chaurmain, Dian Purnama Sari keuangan: Karyono UMUM: Nardi, Anwar Alamat Redaksi & Usaha: Jl. Sungai Sambas 6 No. 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 Telp. 021-7229317 Fax. 021-7229318 email: [email protected] [email protected] [email protected] @agrofarm_ Majalah AgroFarm Wartawan AgroFarm tidak dibenarkan menerima imbalan dari narasumber berkaitan dengan tugas jurnalistik. www.agrofarm.co.id