cover story
RSPO Itu
Bathara Kala
Pendirian RSPO itu bak kelahiran
Bathara Kala. Anak yang diyakini
akan menebar kekacauan. Betapa
tidak. Berbagai ambiv
alensi
kepentingan terw
adahi di institusi
ini. Maka jika dalam perjalanannya
kemudian selalu gonjang-ganjing,
disusul undur diri dan cabut dari
w
adah bergabung, itu memang
keniscayaan.
T
etapi kenapa unsur yang
saling ambigu itu bisa
dipersatukan? Itulah
yang namanya bisnis
dan politik. Di area ini
berbagai kepentingan saling
memasang jaring. Berharap dapat
mengambil profit. Kalaulah itu tidak
didapat, maka ada power yang bisa
dibargainingkan dengan negara dan
pihak lain. Benarkah begitu? Kita
simak bersama awal pendirian RSPO,
semangatnya, juga siapa saja yang
bergabung didalamnya.
RSPO didirikan pada tahun
2004. Tepatnya 8 April untuk
mempromosikan produksi dan
penggunaan minyak sawit
berkelanjutan bagi manusia,
bumi, dan kesejahteraan. Yang
memprakarsai pendiriannya adalah
WWF, MPOA, Unilever, Migros
dan AAK. Visinya mentransformasi
pasar untuk menjadikan minyak
sawit berkelanjutan sebagai sebuah
norma.
Setahun sebelum itu, 200
peserta dari 16 negara hadir sebagai
stakeholder utama dalam rapat
yang diadakan di Kuala Lumpur. Itu
karena RSPO merupakan organisasi
berbasis keanggotaan rantai suplai
yang terdiri dari petani minyak
sawit, prosesor dan pedagang
minyak sawit, produsen barangbarang konsumsi, LSM lingkungan,
LSM sosial, bank/ investor dan
retailer, serta anggota biasa dan
anggota afiliasi.
RSPO memiliki struktur
organisasi dewan eksektutif yang
diketuai oleh Jan Kees Vis, Global
Director Sustainable Sourcing
Development Unilever, dan memiliki
sekretariat yang berada di Kuala
Lumpur dan perwakilan di Jakarta.
Darrel Webber dipercaya sebagai
sekretaris jenderal.
PerkemĀ angan permintaan
b
minyak nabati global didominasi
oleh minyak sawit yang sangat
AgroFarm l Tahun III l Edisi 40 l November 2013
11