Agro Farm edisi 40 | Page 11

cover story RSPO Itu Bathara Kala Pendirian RSPO itu bak kelahiran Bathara Kala. Anak yang diyakini akan menebar kekacauan. Betapa tidak. Berbagai ambiv alensi kepentingan terw adahi di institusi ini. Maka jika dalam perjalanannya kemudian selalu gonjang-ganjing, disusul undur diri dan cabut dari w adah bergabung, itu memang keniscayaan. T etapi kenapa unsur yang saling ambigu itu bisa dipersatukan? Itulah yang namanya bisnis dan politik. Di area ini berbagai kepentingan saling memasang jaring. Berharap dapat mengambil profit. Kalaulah itu tidak didapat, maka ada power yang bisa dibargainingkan dengan negara dan pihak lain. Benarkah begitu? Kita simak bersama awal pendirian RSPO, semangatnya, juga siapa saja yang bergabung didalamnya. RSPO didirikan pada tahun 2004. Tepatnya 8 April untuk mempromosikan produksi dan penggunaan minyak sawit berkelanjutan bagi manusia, bumi, dan kesejahteraan. Yang memprakarsai pendiriannya adalah WWF, MPOA, Unilever, Migros dan AAK. Visinya mentransformasi pasar untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai sebuah norma. Setahun sebelum itu, 200 peserta dari 16 negara hadir sebagai stakeholder utama dalam rapat yang diadakan di Kuala Lumpur. Itu karena RSPO merupakan organisasi berbasis keanggotaan rantai suplai yang terdiri dari petani minyak sawit, prosesor dan pedagang minyak sawit, produsen barangbarang konsumsi, LSM lingkungan, LSM sosial, bank/ investor dan retailer, serta anggota biasa dan anggota afiliasi. RSPO memiliki struktur organisasi dewan eksektutif yang diketuai oleh Jan Kees Vis, Global Director Sustainable Sourcing Development Unilever, dan memiliki sekretariat yang berada di Kuala Lumpur dan perwakilan di Jakarta. Darrel Webber dipercaya sebagai sekretaris jenderal. PerkemĀ­ angan permintaan b minyak nabati global didominasi oleh minyak sawit yang sangat AgroFarm l Tahun III l Edisi 40 l November 2013 11