Agro Farm edisi 39 | Page 5

contents INSPIRASI 34 Sixty Meeting Point & Cafe Nuansa Bali Ujung Pantai Karnaval Ancol Di 60 Pertanian Ditekan Uni Eropa Ekspor Sawit Melorot Minyak sawit mendapat tekanan. Uni Eropa mengeluarkan aturan tentang provisi informasi makanan ke konsumen. Mewajibkan semua jenis minyak nabati yang digunakan dicantumkan tersendiri pada labelnya. Aturan itu mulai berlaku tanggal 13 Desember 2014. Imbasnya, ekspor CPO ke Uni Eropa mulai turun. 72 Perkebunan Awas, Jangan Sembrono Palsu Kopi Luwak Kopi luwak Indonesia berharga murah sudah meresahkan Jepang dan Uni Eropa (UE). Bahkan kopi luwak palsu juga sudah masuk ke pasar negara tersebut. Nah, kini keaslian kopi luwak itu mampu dideteksi secara ilmiah. e kspresi Impor Itu Tiang Gantungan Impor adalah penyeimbang. Memberi dan menerima. Mendinamisasi perekonomian. Menjalin persahabatan antar-negara. Dan bukan untuk menciptakan ketergantungan, apalagi berubah menjadi ‘penjajahan bentuk baru’. Itu hakekat impor yang dijalankan hampir seluruh negara. Tapi di negeri ini, impor itu telah mengental pada bentuk destruksinya. Ekspor kita ditolak dimana-mana dengan berbagai alasan. Sisi lain, negeri ini terlalu sopan, menerima tawaran impor apa saja dan dari mana saja. Malah tahun depan, kalau pemerintah tidak jeli dan tegas mengantisipasi, CPO yang berhasil mengail devisa terbanyak di sektor agro, akan mengalami penurunan parah di sektor ekspornya. Eropa telah menyepakati ‘penolakan’ terhadap sawit untuk dikonsumsi. Eropa juga sudah bulat tidak mentoleransi CPO untuk energi. Ini sudah kita tahu bersama, bahwa langkah itu sebagai finishing dari penolakan selama ini terhadap sawit, yang didengungkan banyak negara Eropa dan Amerika Serikat, serta kampanye-kampanye negatif lewat NGO asing. Menyebut CPO tidak ramah lingkungan dan tidak baik untuk kesehatan. Malah kalau kita masih ingat, tahun kemarin ada negara yang kurang ajar. Impor tepungnya tinggi masuk Indonesia, diberi kemudahan tanpa dikenai biaya masuk , ternyata mencakmencak saat ‘dipajaki’. Mereka tanpa malu membawa kasusnya itu ke WTO. Ini pertanda, bahwa terlalu baik hati pada asing akan menjadi bumerang. Mereka merasa superior dan menganggap kita inferior. Namun kaca buram importasi ini belum terlihat akan dihapuskan. Kebijakan impor itu tidak kunjung mereda. Berbagai kementerian mencantumkan daftar impor dalam skala prioritasnya, dan tingkat dirjen pun pikirannya sama. Tak bisa diproduksi dalam negeri, dan harus impor. Padahal impor itu tiang gantungan. Gantungan untuk gantung diri. Adakah negeri ini sedang dibawa untuk bunuh diri? AgroFarm l Tahun III l Edisi 39 l Oktober 2013 Djoko Su’ud Sukahar 5