Agro Farm edisi 38 | Page 63

Bagaimana Anda melihat kebijakan yang terkait dengan komoditas daging nasional saat ini? Kebijakan tidak menyentuh inti persoalah. Kebijakanan yang dilakukan pemerintah saat ini ibarat kebijakan pemadam kebakaran. Hanya menutup sesaat dari kondisi yang ada di satu wilayah. Karena kondisi ini ada di wilayah konsumen, maka yang dibenahi hanya wilayah konsumen saja, titik. Sementara kejadiannya sudah merambat ke wilayah seluruh propinsi lainnya. Selama ini kasus daging yang ada di 33 propinsi tahun-tahun lalu tidak menjadi masalah. Tapi sekarang tiba-tiba harga daging naik di wilayah NTT dan lain lain. Dan masalah ini hanya diselesaikan di Jakarta. Ini kan tidak mungkin dilakukan secara logika apapun. Pemerintah dengan mendrop sekian daging bisa selesai, kalau menurut saya sama dengan menggarami air laut, karena persentasenya sedikit. Pada pengalaman tahun-tahun lalu supply dan demand dibandingkan impor, stok yang dilakukan 53 pesen, ini baru bisa mengembalikan posisi. Sekarang hanya 17 persen ditambah dengan 3000 ton yang datang itu kalau ditotal Foto : Bimo W artawan Agrofarm, Irsa Fitri, menemui Sekjen PPSKI, Dr.Ir Rochadi Tawaf, MS yang juga Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran di Sekretariat PPSKI Jalan Siliwangi No 9, Bandung, Jumat lalu untuk berusaha mengerti, sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan harga daging sapi ini. Juga bagaimana kebijakan pemerintah yang telah digulirkan dengan dampak plus-minusnya. Sang Sekjen menuding, langkah pemerintah itu ibarat pemadam kebakaran. Tidak menyelesaikan persoalan, karena sesaat. Selain itu, katanya, kenapa daging sapi yang diributkan, padahal yang lebih sensitif adalah kenaikan daging ayam? Inilah lengkapnya. hanya 20 persen dari total yang dibutuhkan, tidak terasa apa-apa. Pada dasarnya saya melihat gejolak daging ini bukan dari sisi konsumen, karena dalam satu tahun harga daging sudah terbentuk. Ibarat mobil Mercy dan BMW pasti ada yang beli berapa pun harganya orang pasti beli. Begitu juga dengan daging menjelang lebaran harga berapa saja pasti orang akan beli karena memang butuh. Toh tidak juga berpengaruh pada inflasi. Dalam artian kenaikan harga sapi, dibandingkan telur ayam dan daging ayam, daging ayam lebih sensitive, kenapa pemerintah disibukkan dengan daging sapi? Persoalan tidak ada disitu tapi di daging ayam yang fluktuasinya sangat tajam. Sekarang pertanyaan kita tidak bisa memberikan konsumsi pada rakyat itu sesaat. Harusnya diubah strukturnya, dimana inti persoalan. Kebijakan pemerintah tanpa ada paket-paket kebijakan yang lainnya itu tidak ada artinya. Harganya ini bukan stag, tapi harga ini akibat persolan-persoalan yang ada seperti contoh supply-nya kurang. Kita bicara harga daging sapi bukan bicara jumlah total populasi sapi, tapi jumlah daging sapi yang tersedia. Dari sapi menjadi daging AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013 sapi itu ada proses. Ini tidak pernah diurusi. Dari NTB, NTT sampai jadi daging tidak pernah diurusi. Bagaimana investasinya, bagaimana infrastruktur, bagaimana aturannya, tapi yang diurusi supplai daging dan sapi. Yang harusnya tidak disentuh BUMN, tapi BUMN-nya ikut-ikut urusi feedlot. Seharusnya BUMN bagian dari pemerintah tidak mengerjakan apa yang dikerjakan swasta, tapi menterinya ngotot feedlot, harusnya mengurusnya bibit, tapi dia mau untung jangka panjang. Intinya dapat keuntungan besar bukan menyelamatkan bangsa. Ini mengerikan buat saya. Saya kadangkadang prihatin melihat pemerintah. Harga daging melonjak, bagaimana PPSKI melihat ini? Daging itu sudah ada segmen. Ini berkaitan dengan tingkat pendapatan, maka dia Z?[?Y[Z[ZY?[???X?Y?ZB????[\?[?XK??YH?[]H[?\][???\?[?[??[???KXHZ?[?Y[Z[Z?Y?[??[?H?\?XZH[??[??[X[\X[??XK?XHZ?[?Y[X?[HY?[???\?XZB?[??[???Z[??XK??[??[??\?]KX[???\??H\?\?]Z?[?][?K???Z?Z?\?[??][??[?][??[??XK[Y\?[?ZY[X]??????