Bagaimana Anda melihat
kebijakan yang terkait dengan
komoditas daging nasional saat ini?
Kebijakan tidak menyentuh
inti persoalah. Kebijakanan yang
dilakukan pemerintah saat ini ibarat
kebijakan pemadam kebakaran.
Hanya menutup sesaat dari kondisi
yang ada di satu wilayah. Karena
kondisi ini ada di wilayah konsumen,
maka yang dibenahi hanya wilayah
konsumen saja, titik. Sementara
kejadiannya sudah merambat ke
wilayah seluruh propinsi lainnya.
Selama ini kasus daging yang
ada di 33 propinsi tahun-tahun lalu
tidak menjadi masalah. Tapi sekarang
tiba-tiba harga daging naik di wilayah
NTT dan lain lain. Dan masalah
ini hanya diselesaikan di Jakarta.
Ini kan tidak mungkin dilakukan
secara logika apapun. Pemerintah
dengan mendrop sekian daging
bisa selesai, kalau menurut saya
sama dengan menggarami air laut,
karena persentasenya sedikit. Pada
pengalaman tahun-tahun lalu supply
dan demand dibandingkan impor, stok
yang dilakukan 53 pesen, ini baru
bisa mengembalikan posisi. Sekarang
hanya 17 persen ditambah dengan
3000 ton yang datang itu kalau ditotal
Foto : Bimo
W
artawan Agrofarm,
Irsa Fitri,
menemui Sekjen
PPSKI, Dr.Ir
Rochadi Tawaf, MS
yang juga Dosen Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran di Sekretariat
PPSKI Jalan Siliwangi No 9, Bandung,
Jumat lalu untuk berusaha mengerti,
sebenarnya apa yang sedang terjadi
dengan harga daging sapi ini. Juga
bagaimana kebijakan pemerintah
yang telah digulirkan dengan dampak
plus-minusnya.
Sang Sekjen menuding, langkah
pemerintah itu ibarat pemadam
kebakaran. Tidak menyelesaikan
persoalan, karena sesaat. Selain itu,
katanya, kenapa daging sapi yang
diributkan, padahal yang lebih
sensitif adalah kenaikan daging
ayam? Inilah lengkapnya.
hanya 20 persen dari total yang
dibutuhkan, tidak terasa apa-apa.
Pada dasarnya saya melihat
gejolak daging ini bukan dari sisi
konsumen, karena dalam satu tahun
harga daging sudah terbentuk. Ibarat
mobil Mercy dan BMW pasti ada
yang beli berapa pun harganya orang
pasti beli. Begitu juga dengan daging
menjelang lebaran harga berapa saja
pasti orang akan beli karena memang
butuh. Toh tidak juga berpengaruh
pada inflasi. Dalam artian kenaikan
harga sapi, dibandingkan telur ayam
dan daging ayam, daging ayam
lebih sensitive, kenapa pemerintah
disibukkan dengan daging sapi?
Persoalan tidak ada disitu tapi di
daging ayam yang fluktuasinya sangat
tajam. Sekarang pertanyaan kita tidak
bisa memberikan konsumsi pada
rakyat itu sesaat. Harusnya diubah
strukturnya, dimana inti persoalan.
Kebijakan pemerintah tanpa ada
paket-paket kebijakan yang lainnya
itu tidak ada artinya.
Harganya ini bukan stag, tapi
harga ini akibat persolan-persoalan
yang ada seperti contoh supply-nya
kurang. Kita bicara harga daging sapi
bukan bicara jumlah total populasi
sapi, tapi jumlah daging sapi yang
tersedia. Dari sapi menjadi daging
AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013
sapi itu ada proses. Ini tidak pernah
diurusi. Dari NTB, NTT sampai
jadi daging tidak pernah diurusi.
Bagaimana investasinya, bagaimana
infrastruktur, bagaimana aturannya,
tapi yang diurusi supplai daging dan
sapi. Yang harusnya tidak disentuh
BUMN, tapi BUMN-nya ikut-ikut urusi
feedlot.
Seharusnya BUMN bagian dari
pemerintah tidak mengerjakan
apa yang dikerjakan swasta,
tapi menterinya ngotot feedlot,
harusnya mengurusnya bibit, tapi
dia mau untung jangka panjang.
Intinya dapat keuntungan besar
bukan menyelamatkan bangsa. Ini
mengerikan buat saya. Saya kadangkadang prihatin melihat pemerintah.
Harga daging melonjak,
bagaimana PPSKI melihat ini?
Daging itu sudah ada segmen. Ini
berkaitan dengan tingkat pendapatan,
maka dia Z?[?Y[Z[ZY?[???X?Y?ZB????[\?[?XK??YH?[]H[?\][???\?[?[??[???KXHZ?[?Y[Z[Z?Y?[??[?H?\?XZH[??[??[X[\X[??XK?XHZ?[?Y[X?[HY?[???\?XZB?[??[???Z[??XK??[??[??\?]KX[???\??H\?\?]Z?[?][?K???Z?Z?\?[??][??[?][??[??XK[Y\?[?ZY[X]??????