SATRIA PININGIT
Profil Dahlan mengundang kon
troversi. Dari keputusannya untuk
mengganti hati (cangkok liver), cu
ci
otak yang dilakukan demi ala an
s
medis, sampai kenekatannya men
dobrak pintu tol dan menolak gaji
serta fasilitas negara.
Untuk tidak diterimanya gaji
dan fasilitas kendaraan dinas itu,
Dahlan beralasan karena ingin mene
pati nazarnya ketika sakit. “Saya
ingin tetap komitmen pada tekad un
tuk tak mencari uang,” ujarnya, se a a
r y
bercerita tentang masa sakitnya yang
akut sehingga harus mengganti hati.
Seperti diketahui, tahun 2007 lalu,
Dahlan terserang kanker hati. Para
dok er spesialis yang ada tak sanggup
t
lagi menanganinya. Ia divonis mati
ji a hatinya tak diganti dengan hati
k
orang lain. Ia kemudian diboyong ke
China untuk memperoleh pengobatan
lanjutan. Sambil mencari pendonor
hati.
“Tiga bulan saya dirawat dan
hanya bisa berdoa. Sebab mencari
pendonor hati sangatlah sulit. Apalagi
hati yang harus menggantikan saya
harus hati yang segar. Hati Anak
muda di bawah 30 tahun,” ujarnya.
Sampai kemudian ada seorang
pe uda China yang meninggal du ia,
m
n
dan keluarganya bersedia men
donorkan hati sang pemuda. Dahlan
masih pesimis, sebab proses operasi
penggantian hati itu belum tentu
sukses. Nyawanya masih terancam.
Di tengah proses operasi
penggantian hati itulah ia kemudian
bernadzar, jika diberi kesembuhan
oleh Tuhan, ia bertekad untuk tak lagi
ngoyo mencari uang. Dahlan berjanji
setelah sembuh nanti, tak akan lagi
berbisnis atau melakukan pekerjaan
yang menghasilkan uang. Ketika
operasinya berjalan sukses, ia pun
bersyukur. Segera setelah itu, seluruh
perusahaan yang dimilikinya
diserahkan kepada anaknya.
Tekadnya untuk tak lagi bekerja
mencari uang mendapat godaan dari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). Dahlan diminta menangani
Perusahaan Listrik Negara (PLN),
sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang sedang kolaps. “Saya
34
34
ditawari jadi Direktur PLN oleh
Presiden. Kemudian saya bilang, saya
ini gak mengerti soal listrik. Sebab
saya ini cuma lulusan Madrasah. Saya
belajar Qur’an, Hadist, Nahwu, Sorof,
Balagoh. Saya tak pernah belajar soal
listrik,” paparnya bercerita.
Mendapat jawaban begitu, kata
Dahlan, SBY tetap ngotot memintanya
menangani PLN. Akhirnya Dahlan
berpikir, bahwa inilah kesempatan
buat mengabdikan dirinya kepada
negara. Ia bersedia menjadi Direktur
PLN, dengan syarat tidak mau
menerima gaji dan fasilitas lain dari
negara. Dahlan mewakafkan dirinya
buat negara. Ia bersedia menjadi
Direktur PLN, tapi tidak diniatkan
untuk mencari uang. Kendaraan dinas
yang diberikan negara pun ia tolak.
“Kebetulan kendaraan pribadi saya
lebih bagus dari fasilitas dinas yang
diberikan negara,” selorohnya.
Setelah ganti hati, ada perubahan
dalam gaya hidup Dahlan.
Dendamnya pada kemiskinan, kini
tak lagi diarahkan pada semangat
berbisnis dan menumpuk kekayaan.
Kini ia mewakafkan sisa usianya
untuk kepentingan negara, tanpa mau
mengambil keuntungan pribadi.
“Banyak yang tanya, apa yang
berubah setelah saya ganti hati.
Teman-teman dekat saya bilang gak
banyak yang berubah, cuma jalannya
sekarang jadi lebih cepat. Saya juga
merasa lebih sehat dan lebih muda,”
tuturnya. Tan Malika
AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013
GeoEnergi l Tahun I l Edisi 06 l Desember 2010