Agro Farm edisi 38 | Page 15

cover story cover story Tulus Abadi, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) “Bila Perlu Tutup Dia Punya Perusahaan” Foto: Istimewa Kopi instan impor yang tak memenuhi standar menjamur di pasar Indonesia. Itu karena pemerintah tidak bersikap tegas dengan pengusaha nakal yang menyalah-gunakan izin impor HS kopi. Untuk itu jika perlu perusahaan itu ditutup saja. P engurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abdi menegaskan, bahwa kopi instan yang beredar di pasaran dinilai tidak sesuai dengan standar pemerintah. “Pemerintah harus menindak tegaslah itu. Bila perlu tutup dia punya perusahaan,” ujar Tulus pada Agrofarm. Menurut Tulus, pemerintah harusnya lebih dapat mengontrol keluar masuknya kopi-kopi, terutama kopi impor instan. Sebab kopi impor itu rata-rata kandungan gulanya 50%. Ini tidak sesuai dengan standarnya, tidak sesuai dengan aturan pemerintah. “Sudah banyak beredar di pasaran. Ini kan pasti akan merugikan produsen kopi-kopi real Indonesia. Ya mereka pasti jual dengan harga murah, karena kopi itu mereka campur dengan segala bahan pemanis. Sedangkan kopi real pasti mahal, karena itu benar-benar kopi alami tanpa adanya fermentasi apapun. Selain itu, ini juga tidak menyehatkan bagi konsumen,” tuturnya. Tulus mengatakan, bahwa pemerintah harus konsisten terhadap peraturan yang telah dibuat, AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013 seperti hak izin standarisasi kopi impor, Harmonized System kopi instan berkode HS 210111 S. Menurutnya sekarang ini banyak kopi-kopi impor instan yang berkadar gula tinggi masuk begitu saja. “Hal itu menunjukkan, bahwa pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan peraturan, impor kopi-kopi instan ke Indonesia menggunakan pos tarif kopi yang bebas masuk (HS lain-lain). Padahal nyata, 50% kandungan kopi instan impor tersebut adalah gula,”ujarnya. Tulus juga mengatakan, dalam standarisasi produksi dalam negeri masih lemah. Baik terkait peningkatan mutu dan kualitas. “Pemerintah harus menerapkan standarisasi yang baik, karena negara-negara Asean sudah punya standar tinggi dibandingkan Indonesia. Untuk itu masyarak ??????)???????????????????)????????????????????)?????????????????????)????????????????)?????????????????)??????????t????)e?????((??((0