Agro Farm edisi 38 | Page 11

Foto: Bimo cover story Edy Panggabean, Ketua AKLI sehat. Mari jaga mutu kopi luwak sebenarnya,” katanya kepada Agrofarm. Menurutnya, pihaknya tidak bisa melarang beredarnya produk kopi tersebut, karena membuat brand itu hak individu. Itu semua dilakukan demi kepentingan bisnis. Ini dapat memukul petani kopi luwak. Padahal harga green bean kopi luwak Rp 400.000 sampai Rp 1 juta yang berasal dari pengembang-biakan luwak. Sedangkan luwak dari alam harganya lebih mahal Rp 700.000 sampai Rp 1,5 juta. Sementara dalam kemasan harga 100 gram dijual sebesar Rp 150 ribu sampai Rp 500 ribu dan Rp 1 juta hingga 1,5 juta per kilogram. Untuk bersaing dengan branding kopi instan luwak, ada logo AKLI pada setiap kemasan. Itu 100% kopi luwak. Selain itu mencantumkan teks yang menyatakan kopi luwak sudah diolah oleh tenga yang kompeten melalui sertifikasi yang didapat dari BNSP. Adanya kopi instan luwak mengakibatkan petani kopi luwak menjadi resah, karena dengan harga segitu murah, mereka menampilkan branding kopi luwak. “Oleh karena itu, AKLI mendorong kopi luwak menjadi produk kuliner Indonesia. Jangan sampai diklaim oleh negara lain, baru kita kebakaran jenggot,” tukasnya. Ada tujuh fakta kopi luwak itu berbeda. Pertama, biji kopi berasal dari kopi terbaik lantaran petik buah merah dilakukan oleh luwak. Kedua, kopi terbaik dikarenakan dari proses pengolahan (pengupasan kulit buah) dilakukan oleh luwak. Ketiga, terbaik biji kopi karena pengolahan dengan enzim dan suhu tubuh luwak (fermentasi) berlangsung sempurna. Keempat, hasil biji kopi beras (green bean) merata atau homogen. Kelima, sangat baik dan tepat untuk bibit tanaman kopi. Keenam, bermanfaat untuk asupan tubuh, pengobatan dan kecantikan. Ketujuh, memiliki keharmonisan akan cita rasa dan aroma kopi terbaik dari 70 negara produsen kopi di dunia. Edy menceritakan, sejarah kopi luwak ditemukan tidak sengaja oleh buruh tani pada masa kolonial Belanda pada tahun 1700, di saat perkebunan kopi masif dikembangkan di Indonesia. Nah pada masa itu tidak bisa mengambil atau mencuri kopi. Ketika bekerja, buruh tani menemukan brongkolan-brongkolan biji kopi hasil dari luwak. Ini awalnya di Jawa, karena musang bahasa Jawanya luwak. Kendati kopi luwak ada yang bilang dari feses luwak, itu terkesan jorok karena ini menyangkut eksistensi Negara, tetapi kopi luwak adalah biji kopi yang diperoleh dari proses pemilihan buah kopi matang dan pengupasan kopi buah dilakukan oleh luwak. Menurutnya, luwak itu tidak memakan semua kopi bewarna merah (matang), tetapi memilih yang terbaik. Ini akibat penciuman tajam yang bisa membedakan biji kopi yang matang dan berkualitas baik. Pengolahan dari pengupasan hingga fermentasi sempurna dari enzim yang ada di luwak. Edy mengatakan, produksi kopi luwak 90 ton per tahun. Sementara itu, sentra kopi luwak berada di wilayah Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Aceh. Produsen kopi luwak di Indonesia diantaranya PTPN XII, PT Sinar Mayang Lestari, PT Elang Jelajah Nusantara, dan PT Golden Kopi Luwak Indonesia. Edy memaparkan, kopi luwak mulai heboh ketika ada film berjudul The Bucket List, masuk acara The Oprah Winfrey Show dan tercatat dalam Buku Guinness World Of Record sebagai kopi termahal di dunia. Kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah memberikan cinderamata kopi luwak ke Perdana Menteri Australia. beledug bantolo AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013 11