Foto: Syarief Thalib bersama Dubes New Zealand, Tantowi Yahya (dok. narasumber)
perusahaan Investments & Trading tersebut. Sepupu saya menetap juga di New Zealand, mengambil alih kepemilikan restoran Indonesia yang sudah berdiri dari tahun 1983, dari pemilik yang berganti sampai lima kali, pemilik-pemilik sebelumnya semuanya berkebangsaan Belanda. Restoran ini termasuk restoran tertua di New Zealand.
Bagaimana dengan proses produksi? Apakah Anda memproduksi sendiri, dalam arti punya karyawan dsb, atau menggunakan usaha lain untuk produksi?
Dalam melaksanakan operasional perusahaan tour, ada beberapa alternatif yang dipakai, seperti bekerja sama dengan supir yang memiliki lisensi atau dari perusahaan sewa bus apabila jumlah tamu cukup besar. Apabila group tour kecil, seperti keluarga, maka bisa saja supir merangkap guide atau kami menambahkan guide sesuai kebutuhan. Turis-turis dari Indonesia lebih banyak menginginkan guide yang bisa berbahasa Indonesia
Ada strategi tertentu bagaimana cara memperlakukan rekanan?
Referensi positif adalah marketing yang sangat baik. Hubungan kami dengan
beberapa travel agent di Indonesia berkesinambungan dan luas. Demikian juga referensi dari konsumen kami kepada rekanan dan sahabat mereka. Ini semua menjadi promosi marketing yang sangat positif bagi kami.
Kesulitan apa yang Anda hadapi ketika bekerja sama dengan usaha lain?
Kesulitan pertama tentunya adalah kepercayaan, karena bisnis ini adalah bisnis kepercayaan. Seperti awalnya kami mendirikan perusahaan tour ini pun berdasarkan kepercayaan dari travel agent di Indonesia. Kami sudah memulai usaha ini sejak tahun 2012. Kesulitan lainnya adalah adanya konsumen yang kadang sangat mepet dalam booking. Hal ini agak meyulitkan dalam persiapan pengadaan transportasi atau akomodasi, karena pada musim-musim sibuk tidak mudah mendapatkan tempat akomodasi di New Zealand.
Bagaimana perkembangan usaha Anda ke depannya?
New Zealand adalah negara tujuan turis yang sangat menjanjikan, dengan keindahan pemandangan, keramahan penduduk, hawa yang bersih, dan lingkungan yang
43
/ A&O EDISI XI 2020