A & O Magazine Edisi XI Manusia & Alam September 2020 | Page 28

Kenormalan Yang baru?

A & O

VII

ADVERTISMENT !!!

ADVERTISMENT

VI

EDISI

Menurut survei global IWG, sebuah perusahaan konsultan properti untuk perusahaan yang bermarkas di Swiss, tahun 2019 menunjukkan bahwa 80% perusahaan di Jerman, 76% di Brazil, dan 58% di India memberlakukan kebijakan kerja yang fleksibel. Fleksibilitas yang dimaksud oleh survei yang dilakukan terhadap lebih dari 80 negara serta melibatkan lebih dari 15 ribu pekerja ini adalah fleksibilitas dalam hal tempat dan waktu kerja. Survei yang dilakukan pada awal tahun 2019 ini terjadi sebelum kebijakan WFH yang berkaitan dengan pandemi corona diberlakukan dimana-mana. Dengan kata lain, kebijakan WFH mulai menjadi hal yang biasa dalam dunia kerja.

WFH tentu saja memiliki kelebihan tersendiri. Karyawan dapat menghemat waktu di perjalanan, terhindar dari kemacetan, serta dapat mengalokasikan waktu lebih untuk keluarga adalah beberapa keuntungan WFH. WFH tidak hanya menguntungkan bagi karyawan, namun juga menguntungkan perusahaan. Perusahaan dapat menghemat biaya listrik dan biaya pengeluaran kantor lainnya. Selain itu, kinerja karyawan dapat meningkat. Sebuah survei oleh Bloom dkk (2015) terhadap sebuah perusahaan di Cina yang memiliki sekitar 16 ribu karyawan menunjukkan WFH dapat meningkatkan kinerja sebesar 13% serta meningkatkan kepuasan kerja. Dengan kata lain, WFH dapat meningkatkan tingkat loyalitas karyawan.

Dengan berbagai keuntungan yang menjanjikan, ternyata WFH tidak dapat diberlakukan untuk semua jenis pekerjaan. Penelitian Golden dan Gajendran (2019) menunjukkan bahwa ada karakter tertentu yang cocok untuk WFH, yakni pekerjaan yang kompleks, pekerjaan yang tidak bergantung pada orang lain / bagian lain, serta pekerjaan yang memiliki tingkat interaksi rendah dengan orang lain / bagian lain.

Selain itu, survei yang dilakukan Polycom pada tahun 2017 menunjukkan bahwa kaum muda yang berusia antara 16 hingga 29 tahun cenderung lebih memilih WFH dibandingkan bekerja di kantor (work-from-office / WFO). Dengan kata lain, jika anda ingin mempekerjakan banyak kaum muda, pilihan WFH dapat menjaring banyak kandidat muda. Meski demikian, sebuah survei yang diadakan oleh US Travel Association terhadap 5,600 warga AS menunjukkan bahwa kaum muda cenderung menjadi pekerja martir (work martyr). Yang dimaksud pekerja martir disini adalah pekerja yang kecanduan kerja (workaholic) dan jarang mengambil cuti.

WFH juga cocok untuk keluarga yang masih memiliki anak kecil atau juga orang tua tunggal. Dalam hal ini, mereka dapat mengatur waktu kerja yang lebih fleksibel dengan waktu untuk keluarga.

Penelitian Dutcher pada tahun 2012 menunjukkan bahwa WFH lebih cocok untuk pekerjaan yang

Tidak Untuk Semua