A & O Magazine Edisi XI Manusia & Alam September 2020 | Page 12

Berita baiknya adalah lewat pandemi ini, banyak orang yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, namun juga orang lain. Sejak pandemi covid19 berlangsung, banyak video-video lucu yang direkam dan dipublikasikan semasa karantina. Selain itu, banyak juga pelatihan-pelatihan online gratis yang ditawarkan lewat media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa meski banyak orang yang mengalami dampak psikis secara negatif akibat pandemi,

pelatihan online gratis yang ditawarkan lewat media sosial. Hal ini menunjukan bahwa meski banyak orang yang mengalami dampak psikis secara negatif akibat pandemi, namun masih banyak orang yang peduli akan orang lain dan berusaha untuk membantu orang lain di masa sulit ini. Selain itu, survei yang dilakukan Ipsos (2020) terhadap 15 negara dengan responden lebih dari 28 ribu orang dewasa menunjukkan bahwa masa pandemi ini banyak orang yang mendekatkan diri dengan keluarga dan teman mereka.

Sayangnya, tidak semua orang mau patuh terhadap aturan untuk menjaga kesehatan selama pandemi covid atau bahkan tidak mempercayai adanya pandemi ini. Situasi ini dinamakan „medical mistrust“ atau ketidakpercayaan medis (Jaiswal & Halkitis, 2019). Hal ini merupakan suatu fenomena dimana seseorang tidak mempercayai penanganan medis dan hal-hal yang berkaitan dengan medis. Jika seseorang mengalami ini, ia tidak mau mengakses hal yang berhubungan dengan pelayanan medis dan biasanya kurang mampu menangani masalah-masalah kesehatan yang membutuhkan pengobatan. Di masa krisis seperti pandemi covid saat ini, ketidakpercayaan medis dapat terwujud lewat kurang patuhnya mentaati aturan yang berhubungan dengan standar prosedur kesehatan covid19, ketidakpercayaan adanya isu corona, atau percaya adanya teori konspirasi yang berhubungan dengan adanya pandemi covid. Beberapa contoh ketidakpercayaan medis yang telah dilansir media, misalnya tuduhan konspirasi bahwa Bill Gates adalah orang yang menjadikan covid19 pandemi atau demo anti covid19 di Jerman.

Prosedur kesehatan yang diberlakukan di Indonesia saat ini kurang lebih sama seperti prosedur kesehatan yang diberlakukan oleh banyak negara lain di dunia. Meski anjuran di rumah saja masih tetap berlangsung, bukan berarti bahwa kita tidak dapat bersosialisasi atau mengembangkan diri. Kita bisa tetap saling terkoneksi lewat whatsapp atau berbagai media sosial lainnya. Selain itu, untuk mengembangkan diri,

Dari Kita, Oleh Kita, dan Untuk Kita