A & O Magazine Edisi 13 Burnout, Boreout, Brownout 03 / 2021 | Page 7

mencari karyawan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan tidaklah mudah dan tentu saja akan menyebabkan terganggunya sistem yang ada di perusahaan.

Penyebab burnout pada seorang karyawan sangatlah beragam dan penyebab burnout antara satu karyawan dengan karyawan lainnya juga cenderung berbeda-beda. Ada yang disebabkan oleh sistem yang ada di perusahaan itu sendiri, ada yang disebabkan oleh relasi antar karyawan ataupun karena karakteristik pekerjaan itu sendiri. Menurut Schaufeli dan Buunk (2003), burnout disebabkan oleh beberapa faktor. Tuntutan pekerjaan yang banyak dimana karyawan dalam hal ini mengalami kelebihan pekerjaan dan tekanan waktu, misalnya, dapat menyebabkan kelelahan pada karyawan tsb. Selain itu, terkadang pekerjaan memiliki ambiguitas dimana karyawan menjalankan beberapa peran yang harus dilakukan secara bersamaan dalam pekerjaannya. Hal ini memunculkan kebingungan terkait dengan pekerjaan utama yang harus dikerjakannya. Kurangnya dukungan sosial, baik dari dalam perusahaan (atasan ataupun rekan kerja) maupun dari luar perusahaan (keluarga, teman ataupun komunitas), juga dapat memperparah atau bahkan menjadi penyebab terjadinya burnout. Kurangnya kemampuan karyawan dalam meregulasi (mengatur) diri sendiri juga berpengaruh terhadap tingkat burnout seseorang. Regulasi diri ini terkait dengan kemampuan karyawan dalam mengatur setiap pekerjaan yang harus diselesaikan, mencari pemecahan atas masalah yang dihadapinya, dan lain-lain. Banyak pekerjaan tidak hanya menghadapkan karyawan pada kolega dan atasan, namun juga terhadap klien. Bagi karyawan yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan klien/pelanggan, tuntutan ataupun keluhan merupakan salah satu sumber stres yang menyebabkan karyawan mengalami tekanan ataupun kelelahan baik secara fisik maupun mental.

Berbagai macam faktor yang menyebabkan burnout tersebut tentu saja membawa dampak tertentu bagi karyawan. Pastinya, secara umum dampak yang timbul adalah dampak negatif. Menurut Schaufeli dan Buunk (2003), individu yang mengalami burnout cenderung mengalami gangguan dari aspek emosinya. Mereka cenderung lebih murung, tidak memiliki motivasi,

Photo by Meghan Holmes on Unsplash