A & O Magazine Edisi 13 Burnout, Boreout, Brownout 03 / 2021 | Page 6

Pada hakikatnya bekerja merupakan “tuntutan” bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja tidak hanya dilakukan dalam suatu perusahaan, melainkan juga dapat dilakukan di berbagai bidang yang ada saat ini. Tuntutan yang semakin meningkat akhir-akhir ini, semakin memacu manusia agar dapat memperoleh tambahan pemasukan yang diperuntukkan bagi terpenuhinya tuntutan tersebut. Bagi individu yang bekerja di suatu lembaga, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperpanjang jam bekerja atau mencari pekerjaan sampingan di luar jam kerja guna memperoleh tambahan pemasukan.

Individu yang bekerja di suatu lembaga/perusahaan umumnya bekerja pada suatu bidang yang sama secara terus-menerus setiap harinya. Hal ini tentu saja menimbulkan kelelahan secara fisik ataupun emosional dan dapat berujung pada munculnya stres yang ekstrem. Stres yang ekstrem yang muncul akibat kelelahan ataupun kebosanan dalam bekerja umumnya dikenal dengan istilah burnout.

Menurut Burke (2000) burnout merupakan proses psikologis yang dihasilkan oleh stres pekerjaan sehingga menghasilkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan pencapaian kinerja yang menurun. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Maslach dan Leiter (1997) yang menyatakan bahwa burnout umumnya terjadi pada individu yang mengalami kelelahan secara emosional, fisik, maupun spiritual. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan yang mengalami burnout umumnya memperlihatkan tanda-tanda kelelahan baik secara fisik maupun mental.

Pada umumnya burnout yang dialami oleh karyawan cenderung mempengaruhi kinerjanya. Hal ini dimulai dari menurunnya motivasi karyawan untuk bekerja dan berakhir dengan penurunan kinerja ataupun pengunduran diri dari perusahaan. Pengunduran diri karyawan dari perusahaan umumnya akan membawa dampak yang tidak baik untuk perusahaan dikarenakan mencari karyawan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan tidaklah mudah dan tentu saja akan menyebabkan terganggunya sistem yang ada di perusahaan.

Penyebab burnout pada seorang karyawan sangatlah beragam dan penyebab burnout antara satu karyawan dengan karyawan lainnya juga cenderung berbeda-beda. Ada yang disebabkan oleh sistem yang ada di perusahaan itu sendiri, ada yang disebabkan oleh relasi antar karyawan ataupun karena karakteristik pekerjaan itu sendiri. Menurut Schaufeli dan Buunk (2003), burnout disebabkan oleh beberapa faktor. Tuntutan pekerjaan yang banyak dimana karyawan dalam hal ini mengalami kelebihan pekerjaan dan tekanan waktu, misalnya, dapat menyebabkan kelelahan pada karyawan tsb. Selain itu, terkadang pekerjaan memiliki ambiguitas dimana karyawan menjalankan beberapa peran yang harus dilakukan secara bersamaan dalam pekerjaannya. Hal ini memunculkan kebingungan terkait dengan pekerjaan utama yang harus dikerjakannya. Kurangnya dukungan sosial,

BURNOUT

01

/ A&O EDISI XIII 2021

Photo by Hernan Sanchez on Unsplash