A & O Magazine Edisi 13 Burnout, Boreout, Brownout 03 / 2021 | Page 23

Selain itu, ia sulit untuk menjelaskan tentang kondisinya dan takut bahwa ia tidak akan dimengerti. Ketakutan terpergok kurang pekerjaan juga membuat mereka takut kehilangan pekerjaan. Selain takut kehilangan pekerjaan, pekerja yang menderita boreout merasa kurang dihargai dan direndahkan. Ia merasa bahwa ia tidak berguna dan bodoh karena tidak dipercayai untuk melakukan tugas lain, selain tugas yang membosankan yang ia lakukan. Semakin lama ia mengerjakan pekerjaannya, semakin ia merasa kosong dan tak bermakna. Perasaan-perasaan negatif inilah yang menyebabkan seseorang bertahan dalam situasi boreout tanpa berani mengutarakan perasaan dan pikirannya.

Stigma Sibuk

Berdasarkan wawancara yang dilakukan antara Merkle dan sebuah koran terkemuka di Jerman, Frankfurter Allgemeinen Zeitung, pada tahun 2010, banyak orang berpendapat bahwa masalah psikis dalam pekerjaan terjadi ketika beban pekerjaan berlebih. Jika ada orang yang kekurangan beban pekerjaan, orang lain cenderung akan menyepelekan pekerjaan tsb atau orang lain bahkan ingin bertukar posisi dengan pekerja yang kekurangan beban kerja. Menurut Werder dan Rothlin , hal lain yang mempersulit situasi penderita boreout adalah stigma pekerjaan dan persepsi tentang kesibukan. Stigma pekerjaan terkait dengan beban kerja yang sedikit dan ketidakpuasan. Dengan kata lain, semakin sedikit beban kerja seseorang, asumsi yang ada pada umumnya adalah bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang.

Selain itu, kesibukan juga seringkali dikaitkan dengan gengsi pekerjaan. Orang yang sibuk, biasanya adalah orang yang memiliki jabatan tinggi. Sehingga, tidak mengherankan bahwa orang ini memiliki tanggung jawab dan beban kerja yang tinggi pula. Karena tanggung jawab dan beban kerja yang tinggi, tidak mengherankan jika seseorang bekerja lembur. Dan sebaliknya, jika tidak ada yang dikerjakan, berarti orang tersebut memiliki tanggung jawab yang rendah. Orang yang memiliki tanggung jawab yang rendah biasanya juga memiliki jabatan yang rendah. Asumsi-asumsi inilah yang membuat seseorang enggan mengakui bahwa ia mengalami boreout. Sehingga, tidaklah mengherankan jika diagnosa burnout lebih sering muncul dibandingkan dengan diagnosa boreout.

Edisi kali ini menampilkan karakter agentik dan komunal. Karakter-karakter ini sering diidentikkan dengan karakter laki-laki dan perempuan. Seperti apa karakternya? Selain itu, edisi 9 menampilkan 1 rubrik baru "Perintis". Tak ketinggalan juga rubrik-rubrik psikologi tentang dunia kerja khas A & O Magazine lainnya. Selamat membaca dan salam produktif.

EDISI IX