A & O Magazine Edisi 13 Burnout, Boreout, Brownout 03 / 2021 | Page 48

Visi misi kami adalah untuk menghilangkan kebiasaan orang indonesia meeting harus tatap muka. Kami juga merasakan sendiri tender lewat video call rasanya pihak klien masih perlu untuk ketemu. Kita juga tadinya kerjasama dengan platform lain tapi batal karena klien mintanya hardcopy. Semua proses masih banyak yang tidak digital. Kami juga paham bahwa dunia procurement banyak celah untuk korupsi. Kami mau menghilangkan itu supaya semua tersentralisasi dan tertata dengan baik dan bisa di-tracking dari ujung ke ujung. Karena banyak yang manual, masih banyak yang bisa di mark-up sesuai kebutuhan oknum.

Apa target Kurasi selanjutnya?

Target tahun ini untuk recovery dulu, karena ada phk beberapa orang. Kami juga sedang memulai campaign juga karena ada lebaran dan imlek. Kami ingin memperkenalkan Kurasi lagi ke klien. Target kami lainnya supaya Kurasi digunakan terutama supaya tidak ada celah untuk pengadaan barang dan jasa, semoga tidak ada cost-cost tambahan, delivery timer sesuai jadwal dan bisa di tracking. Perusahaan besar biasanya tidak mau bergantung kepada satu penyedia logistik. Inti bisnis kami sebenarnya pola bisnis lebih di funding. Kalau yang menang vendor lain tapi funding-nya dari kita, pembayaran ke kita, dan atas nama kita juga. Jadi kami ingin bekerjasama dengan pihak-pihak logistik lain agar pengiriman barang bisa lebih terintegrasi dan database juga bertambah.

Soal kerjasama adalah salah satu hal yang krusial sebagai start-up. Apakah anda memiliki tips untuk memilih partner?

Saya punya partner untuk operasional dan partner saya full operasional. Tips mencari partner dari saya, kalau bisa cari partner yang pekerjaannya tidak bertabrakan dengan kita. Expertise yang sama seringkali berpotensi untuk clash.

Terakhir, sebelum wawancara selesai, apakah anda punya tips untuk yang mau memulai berwirausaha?

Saya lebih suka hal yang baru. Gagal itu pasti. Tapi kita lebih baik gagal untuk sesuatu hal yang baru, ketimbang kita gagal hal yang disitu-situ saja. Baiknya kita gagal untuk berkembang. Untuk mencoba hal baru nggak perlu takut. Dicoba saja. Toh kalau gagal masih ada hari esok. Masih ada ide-ide baru selanjutnya. Karena kan sekarang masa pandemi. Biasanya orang itu berhenti setelah gagal pertama. Networking itu jauh lebih penting daripada kita melulu gali skill. Percuma kalau kita punya produk, tapi nggak tahu jualnya kemana. Dengan networking kita bisa ketemu investor baru. Kalau ada investornya kan kalau gagal ada yang backup.