A & O Edisi X Emansipasi Laki-Laki | Page 68

juga dari situ. Itu yang melandasi pengen jadi freelance. Karena sudah kebiasaan seperti itu. Saya juga orangnya gampang bosenan. Kalau kerjaan kantor kan rutinitas. Setelah bekerja lima tahun, saya bekerja mandiri. Karena sesuai dengan panggilan jiwa, wiraswasta, nggak ada atasan.

Kenapa memilih bidang yang sekarang ditekuni? Bidang pemrograman?

Dari dulu saya suka yang namanya science fiction, kayak film Star Wars atau Star Trek.

Kenapa memilih bidang yang sekarang ditekuni? Bidang pemrograman?

Dari dulu saya suka yang namanya science fiction, kayak film Star Wars atau Star Trek. Pas waktu ada kursus komputer waktu SMA saya tertarik banget yang namanya komputer sampai sekarang.

Siapa saja konsumen dan klien Anda?

Konsumen sih dulu sudah dari Surabaya. Di Surabaya sempat kerja dua tahun. Itu perusahaan distribusi bahan bangunan. Dulu namanya bukan programmer, tapi EDP (Electronic Data Processing), sebutan programmer belum trend seperti sekarang. Sebenarnya konsumennya dari toko juga. Mereka minta dibuatin program untuk toko mereka. Kalau di Jakarta sih konsumennya sudah banyak banget, karena promosinya dari mulut ke mulut. Kalau bisnis lewat internet sih baru beberapa tahun ini serius. Baru 3-4 tahun ini kerja dengan start-up. Biasanya memang spesialis di “tailor made programming” pembuatan aplikasi secara custom atau sesuai dengan permintaan customer.

Apakah Anda punya Co-Founder atau partner?

Bisa diceritakan bagaimana prosesnya?

Kenal Pak Rizal itu sejak 2001. Kalau ada proyek IT itu saya diajak. Waktu itu Pak Rizal sudah terkenal. Dia spesialis digital marketing.

Bagaimana cara membiayai perusahaan?

Sebelumnya dari modal sendiri. Jadi, dari hasil-hasil kerja freelance dimasukkan ke perusahaan hosting. Rata-rata klien minta hosting atau pendaftaran domain. Sudah tujuh tahun ini klien-klien saya, saya masukkan di hosting saya sendiri. Kita kan kerja sama juga dari Pak Rizal. Ada yang modalin, juga dari uang saya pribadi. Kalau Pak Rizal dari sisi marketingnya.

Apakah Anda memproduksi sendiri, dalam arti punya karyawan, atau Anda menggunakan usaha lain untuk produksi?

Karyawan ada sekitar 50-an. Ada tim desainer buat flyer juga, tim video, ada tim teknis, developer, tim content, blog, berita, ada tim marketing untuk offline atau online. Kalau online di bawah Pak Rizal semua, termasuk tim sosmed.

Ada strategi tertentu bagaimana cara memperlakukan karyawan?

Nah, ini saya juga masih belajar. Soalnya saya kebiasaan dari dulu maunya cepat. Jadi, nggak pernah setengah hati. Jadi, kalau kerjakan sesuatu sampai selesai. Saya masih coba belajar. Kalau saya lihat anak-anak sekarang kayaknya lembek gitu. Kalau mungkin saya dulu ajarannya keras. Jadi

PERINTIS