A & O Edisi X Emansipasi Laki-Laki | Page 12

Tuhan,

Engkau sepikan tempat-tempat kesibukan kami

Engkau sepikan tempat kami membanggakan jumlah kelompok kami

Bahkan Engkau senyapkan rumah-rumah-Mu yang selama ini kami ramaikan hanya untuk memuja diri-diri kami (Gus Mus)

Sejak pandemic Corona-virus disease 2019 (Covid-19) melanda dunia, kita tersadar bahwa ada yang harus kita benahi dalam menjalani laku hidup di atas planet bumi ini. Kebiasaan kita yang selalu berpacu setiap hari, atas nama kemajuan, modernitas, membuat hidup menjadi sedemikian tergesa. Seolah tidak ada jarak antara hari kemarin, hari ini dan hari yang akan datang. Tuntutan kehidupan yang harus kita penuhi menjadikan laku hidup seperti robot. Gerak langkah dan pikiran kita selalu diperas atas nama pencapaian atau malah pengakuan.

Maka, waktu kita habis untuk mengejar kemajuan, modernitas, yang ternyata semu belaka. Karena, apa yang kita anggap modern, maju, ternyata runtuh dan harus bertekuk lutut di hadapan makhluk kecil bernama Covid-19. Makhluk yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, yang datang tanpa permisi, tanpa mengetuk pintu, tanpa kirim email pemberitahuan, kepada dunia, membuat semua kelabakan, panik, lari lintang pukang. Kita harus berjibaku, berjuang, untuk bertahan dari serangan makhluk kecil tak kasat mata, hingga akhirnya harus merelakan korban yang berjatuhan di mana-mana.

Ah, betapa lemahnya kita, umat manusia ini.

Lalu, hikmah apa yang bisa kita petik dari datangnya Corona ini?

Corona mengajak kita untuk kembali bercengkrama dengan diri sendiri, merenung, mengenali kedalaman rasa kemanusiaan kita.

Corona, Kita, dan Kemanusiaan

12 A & O Magazine / juni 2020