A & O Edisi V Mar 2019 Salutogenesis | Page 30

Didalam hutan, terdapat rumah-rumah yang jaraknya kurang lebih 1 km satu dengan yang lain. Sehingga, sangat jarang ada rumah yang memiliki tetangga. Yang paling umum terjadi adalah rumah-rumah itu terdiri dari beberapa bangunan, seperti rumah utama, gudang, garasi, dsb. Dari jalan utama ke arah klinik, terdapat beberapa badan usaha, seperti pabrik, bengkel, dsb. Setelah itu, barulah ada rumah pertama.

Biasanya, saya berpapasan dengan mereka ketika sudah mendekati lokasi klinik. Kemungkinannya adalah mereka tidak tinggal dirumah pertama yang lokasinya paling dekat dengan jalan raya, namun mereka tinggal disalah satu rumah yang letaknya melewati klinik. Rumah yang jaraknya paling dekat dengan klinik, yang lokasinya dari arah jalan utama berada setelah klinik, kira-kira jaraknya lebih dari 1 km. Dengan demikian, pemuda-pemuda ini berjalan kaki kurang lebih setengah jam atau bahkan lebih untuk mencapai jalan raya. Dengan suasana alam yang demikian keras dan tak bersahabat, hal itu bukanlah hal yang mudah.

Di waktu dan lokasi yang berbeda, saya berbincang-bincang dengan seseorang yang menjadi pemabuk karena hal yang sama. Yang bersangkutan tinggal didaerah pedesaan. Untuk mencari pekerjaan dan untuk bekerja bukanlah hal yang mudah. Tenggelam dalam keputusasaan, ia melarikan diri ke pelukan minuman keras.

Dua situasi yang mirip dengan dua hasil yang berbeda. Tentunya saya tidak perlu menjelaskan tindakan dan sikap apa yang lebih baik atau tindakan dan sikap apa yang patut ditiru. Hal yang ingin saya tekankan disini adalah soal pilihan.

Jika kita punya saudara kandung atau bahkan saudara kembar, meski memiliki orang tua yang sama serta memiliki latar belakang yang sama, tetap saja ada perbedaan antar saudara kandung atau bahkan saudara kembar. Apalagi dengan teman sekolah, tetangga, atau bahkan rekan kerja, terdapat banyak sekali perbedaan antara mereka dan anda.

Perbedaan-perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh jalan hidup. Kesempatan dan akses yang dimiliki masing-masing orang berbeda. Meski demikian, jika kesempatan dan akses yang dimiliki seseorang sama, akankah keputusan dan reaksi yang diberikan juga sama? Dalam hal ini pilihan seseoranglah yang menentukan keputusan apa yang diambil seseorang dan reaksi apa yang kemudian diberikannya.

Hidup adalah pilihan

Bahkan menjadi bahagia pun adalah pilihan. Apakah kita mau tenggelam dalam situasi atau suasana tertentu, atau apakah kita berusaha melakukan sesuatu terhadap hal itu? Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi situasi, misalnya mengamati, menganalisis, bertindak, mencari saran, atau meminta bantuan dari orang lain. Karena hidup adalah pilihan, pilihlah hal yang membuat anda menjadi lebih baik. (Christi)

30 A & O V/Mar 19