A & O Edisi IX Karakter Agentik & Karakter Komunal | Page 12

12 A & O Magazine / Mar,2020

Dua orang ahli dibidang manajemen sumber daya manusia meramalkan awal-awal kematian sumber daya manusia. Dalam jurnal manajemen sumber daya manusia tahun 2018, Dundon dan Rafferty memperingatkan dunia usaha bahwa praktek pengelolaan sumber daya yang ada saat ini perlu diperbaiki untuk mencegah gejala matinya sistem pengelolaan salah satu aset utama dunia usaha, yakni manusia.

Pada dasarnya pengelolaan sumber daya manusia ditujukan untuk meningkatkan performa karyawan. Meski demikian, sudah menjadi rahasia umum bahwa perusahaan berusaha menekan biaya pengeluaran, termasuk didalamnya biaya gaji karyawan.

Lebih lanjut, terdapat 3 faktor utama dalam hal pengelolaan karyawan, yakni strategi penghargaan (reward strategies), pengelolaan karyawan (talent management), dan sistem pengelolaan berkinerja tinggi (high performance work system). Kesemua faktor utama ini menghantarkan pada budaya yang mengunggulkan kemampuan individu dengan ganjaran yang sangat tinggi bagi individu berkinerja tinggi (hyper-individualism and free market ideology). Praktek budaya macam ini menyebabkan kesenjangan gaji dan pemberian kerja dengan situasi dan kondisi kerja yang beresiko tinggi. Perbedaan deskripsi kerja antar perusahaan mengakibatkan rancunya definisi tentang karyawan yang berperforma tinggi. Selain itu, perbedaan apresiasi antar karyawan "biasa" dan karyawan dengan "performa tinggi", dapat menyebabkan turunnya tingkat kerjasama antar karyawan dan meningkatkan resiko kerja lembur. Selain itu, karena ada bagian-bagian yang menjadi titik utama perusahaan, bagian administrasi atau bagian pendukung lainnya seringkali jadi diabaikan dan kurang diberi kesempatan untuk berkembang. Sehingga, terjadi ketidakseimbangan dalam hal pengembangan karyawan dan tingkat motivasi kerja karyawan dapat menurun.

Di sisi lain, sistem penghargaan macam ini dapat meningkatkan kinerja individu dan dengan demikian meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian, cara ini tetap dapat dipertahankan dengan memperhatikan kode etik serta menjaga sistem moral. Selain itu, karena pemahaman tentang kesejahteraan karyawan antara pihak dan manajemen dan karyawan berbeda, perlu diadakan evaluasi dan koordinasi yang baik antara pihak karyawan dan manajemen. (Christi)

A & O Magazine / Mar 2020 39