A & O Edisi IV Des 2018 Keadilan Dalam Organisasi | Page 27

alam sebuah

episode serial The

Crown, ditampilkan seorang reporter sedang mewawancarai Pangeran Philip, suami dari Ratu Inggris Elizabeth II. Reporter tersebut mempertanyakan masa lalu Pangeran Philip yang digambarkan memiliki ibu yang gila, kakak ipar yang memiliki hubungan dengan Nazi Jerman, dsb. Pertanyaan reporter cukup merepotkan Pangeran Philip hingga ia menjawab bahwa mungkin ia hanya seorang biasa dengan segala kekurangannya. Tak puas dengan jawaban Pangeran Philip, reporter tersebut tetap memborbardir Pangeran Philip dengan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut hingga akhirnya Pangeran Philip keluar ruangan.

Terlepas dari seberapa jauh kebenaran yang ditampilkan oleh serial The Crown, banyak orang memiliki gambaran ideal akan kesempurnaan. Kesempurnaan ini terutama dituntut pada orang-orang yang lekat dengan

keberhasilan, kesuksesan, atau ketenaran.

Sebuah video tentang hak khusus/istimewa (privilege) menunjukkan bahwa kesuksesan atau keberhasilan bukanlah sesuatu yang mudah untuk diraih. Seseorang dapat memiliki kesempatan untuk sukses atau berhasil lebih besar dibandingkan orang lain karena asal-muasal keluarga, status sosial ekonomi, warna kulit, dsb. Keistimewaan ini tentu saja tidak dimiliki semua orang. Meski demikian, bukan berarti bahwa tanpa keistimewaan seseorang tidak mungkin berhasil atau sukses.

Fisik

Banyak orang mengidentikkan kesuksesan dengan tampilan fisik. Meski demikian, didalam negeri kita pernah punya seorang presiden yang menjadi panutan banyak orang dengan segala keterbatasan fisiknya. Ya, dia adalah Gus Dur. Ditingkat internasional,

kita tentu punya contoh

Stephen Hawkings, salah satu manusia terpandai didunia. Selain itu, dari segi

fisik, Napoleon Bonaparte dan Nicolas Sarkozy memiliki tinggi kurang dari 170 cm. Meski demikian, mereka mampu menjadi pemimpin bangsa. Tidak ketinggalan Hellen Keller, penemu huruf Braile, Louis Braile, atau penyanyi Stevie Wonders yang meskipun buta namun tetap dapat meraih kesuksesan.

Serius

Banyak orang mengasumsikan bahwa orang yang cengegesan dan humoris dengan ketidakcerdasan. Tentu saja kita punya Gus Dus yang humoris, yang humornya terkadang membuat sebagian pihak panas. Didunia internasional kita mengenal Mr. Bean. Ia memiliki gelar S2 teknik elektro.

Sehat Rohani

Banyak orang berpendapat bahwa orang gila dan nyeleneh tidak mungkin berhasil. Kita tentu mengenal Susi Pudjiastuti yang justru karena “kegilaannya” ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menjadi menteri. Van Gogh, salah satu pelukis ternama dunia, justru mengidap schizophrenia yang kita kenal dengan istilah gila. Steve Jobs sendiri berpendapat bahwa hanya orang yang cukup gila untuk percaya bahwa ia dapat mengubah dunia, justru adalah orang yang benar-benar dapat mengubah dunia.

D

sukses

A & O IV/Des 18 26