A & O Edisi III Agt 2018 Revolusi Industri 4.0 | Page 23

• Kepemimpinan yang tidak berkompeten, namun berhasil menduduki jabatan prestisius.

• Ketidakcocokan atasan & bawahan yang sulit dimitigasi dengan kebijakan rotasi atau mutasi, sehingga menyisakan hanya opsi pengunduran diri bawahan sebagai jawabannya.

HR sendiri terkadang kehilangan makna & fungsinya dalam sebuah organisasi, terutama dalam memfasilitasi permasalahan yang dihadapi karyawan.

Jika kita amati lima poin contoh di atas, benang merahnya adalah seputar peran & fungsi para praktisi psikologi di dalam dunia industrial yang sangat minim atau bahkan tidak ada sama sekali. HR sendiri terkadang kehilangan makna & fungsinya dalam sebuah organisasi, terutama dalam memfasilitasi permasalahan yang dihadapi karyawan.

Hal ini tidak mendukung terciptanya budaya organisasi yang layak bagi karyawan-karyawan berprestasi & berkompetensi tinggi. Inilah yang kemudian menimbulkan berbagai gesekan, intrik dan frustasi di tubuh organisasi. Pada akhirnya, produktivitas turun dan pergerakan keluar-masuk karyawan (turnover) pun menjadi tinggi. Lebih repotnya, mayoritas Founder / CEO perusahaan masih belum benar-benar menyadari pentingnya individu dengan latarbelakang psikologi yang matang dengan jam terbang tinggi, untuk menangani rekrutmen maupun performance coach.

Idealnya, lagi-lagi seperti halnya Rhoades, seorang Founder / CEO perusahaan memberikan otoritas besar pada psikolog perusahaan atau HR dengan latarbelakang akademik psikologi untuk dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan manusia di tubuh organisasi. Dengan peran psikolog yang nyata, para karyawan diharapkan memiliki tumpuan psikologis yang baik untuk dapat melaksanakan tugas dan

kesehariannya secara profesional & produktif.

Saya melihat dunia industri & bisnis di Indonesia masih cukup jauh panggang dari api untuk dapat lebih memberikan fungsi, arti, dan otoritas yang besar bagi psikolog perusahaan. Kebanyakan HR lebih berfungsi untuk HR Operasional atau HR Business Partner, namun sentuhan ke dimensi manusianya masih tidak atau belum kuat.

Butuh asosiasi para psikolog yang kuat, kompak, dan memiliki pengaruh untuk mengedukasi para pebisnis & pendiri perusahaan tentang betapa pentingnya meletakkan fondasi psikologi sumber daya manusia secara semestinya & selayaknya. Karena pada akhirnya, yang akan menikmati produktivitas, stabilitas, dan kontinuitas organisasi adalah para pebisnis itu sendiri.

A & O III/Agt18

23