A & O Edisi II Apr 2018 Work-Life-Balance | Page 10

Bekerja untuk kebutuhan fisiologis, untuk kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, demi penghargaan, atau untuk aktualisasi diri?

Jika kita bertanya “mengapa kita harus bekerja?” pasti akan memunculkan beragam jawaban dari lima tingkat kebutuhan Maslow.

Saya bekerja demi kebutuhan fisiologis…

Saya bekerja demi kebutuhan atas rasa aman…

Saya bekerja demi kebutuhan sosial saya…

Saya bekerja demi penghargaan…

Dan saya bekerja untuk mengaktualisasikan diri saya…

Apa yang membedakan?

Agar hidup dapat terus berlangsung, maka manusia memerlukan pangan, sandang, dan papan

sebagai kebutuhan dasar

yang harus dipenuhi.

Manusia memerlukan

makanan yang bergizi,

pakaian yang pantas, dan

rumah yang layak huni.

Oleh karena itu, penting

bagi manusia agar dapat

bekerja untuk hidup

mereka.

Tidak hanya sampai pada level fisiologis, dalam tingkatan selanjutnya,

manusia memerlukan rasa aman. Rasa aman atas kebutuhan fisik, rasa aman atas kesehatan, rasa aman atas jaminan masa depan, rasa aman dari berbagai kejadian-kejadian tak terduga. Pada level ini, manusia masih berada pada tahap bekerja untuk hidup, karena

tanpa rasa aman, mustahil manusia akan dapat mempertahankan kualitas hidupnya dengan baik.

Memasuki level kebutuhan selanjutnya,

bekerja untuk hidup dapat bergeser

menjadi hidup untuk bekerja. Kebutuhan untuk diterima secara sosial menjadikan motivasi bekerja semakin meningkat. Bukan karena kebutuhan dasar yang bertambah, namun lebih dikarenakan adanya peningkatan standar yang harus dipenuhi demi status sosial. Terlebih ketika bekerja dilakukan demi mengutamakan sebuah penghargaan. Yang terjadi adalah, banyak kita jumpai orang-orang yang bekerja tanpa henti agar dapat diakui oleh keluarga dan orang lain. Bekerja yang pada awalnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, pada akhirnya menjadikan manusia seperti budak karena harus menjalani hidup untuk bekerja.

Apakah ini salah?

Tentu saja tidak. Manusia perlu sebuah kemajuan dan kemajuan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras.

Memiliki hidup yang sukses adalah

impian semua orang. Untuk mencapainya ada banyak hal yang harus dilakukan, sekaligus diusahakan. Bekerja adalah hal yang baik. Bekerja menjadikan manusia produktif dengan memaksimalkan talenta yang dimiliki. Produktifitas akan memberi dampak yang luar biasa tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi negara secara lebih luas. Kesejahteraan akan lebih mudah tercapai.

Namun demikian, akan ada satu titik jenuh saat manusia akibat terus-menerus menjalani hidup untuk bekerja. Kelelahan fisik maupun psikis akan memunculkan berbagai dampak negatif. Stress kerja, depresi, burn-out, dan turn over menjadi fenomena umum yang dialami oleh siapapun yang sudah sampai pada titik jenuh dan lelah dalam bekerja. Bekerja akhirnya menjadi beban yang harus dipikul dan sebisa mungkin ingin dilepaskan.