penuh waktu menginginkan mempersingkat jam kerjanya untuk mengurangi ketegangan akibat konflik peran dibandingkan wanita yang bekerja paruh waktu. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sering juga terjadi keletihan pada perempuan yang bekerja karena selain bekerja, perempuan juga harus bertanggung jawab pada pengasuhan anak. Tanggung jawab ganda inilah yang menyebabkan waktu untuk beristirahat menjadi berkurang dan menyebabkan kelelahan psikis dan fisik pada perempuan pekerja.
Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 65% perempuan pekerja mempunyai masa depan lebih suram. Mereka banyak mengalami konflik dalam pekerjaannya akibat stress yang dirasakan. Lebih lanjut, Kebanyakan di antara mereka tidak bisa menyesuaikan diri dalam bekerja, kurang dapat mengambil keputusan dengan tepat, mudah dihasut dan lain sebagainya. Berdasarkan penelitian ini,
hanya 35 % perempuan
pekerja yang akan
memperoleh karir yang
gemilang.
Data organisasi pekerja
dunia (International
Labor Organisation)
menunjukkan bahwa 40%
dari total pekerja di dunia
adalah perempuan.
Berbagai penelitian di
perusahaan-
perusahaan di dunia
menunjukkan bahwa
mempekerjakan perempuan
memberikan sumbangsih
positif bagi perusahaan.
Data Catalyst tahun 2004 menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan
yang masuk dalam daftar
500 perusahaan dengan
laba terbesar (Fortune
500 Companies)
yang memiliki
minimal 3 perempuan
yang menjabat sebagai
direktur memiliki potensi
untuk mencapai return
of investment sebesar
66%, return of sales sebesar
42%, dan return of equity
sebesar 53%.
Penelitian lain menunjukkan bahwa sebuah tim yang minimal memiliki satu perempuan didalam tim cenderung
memiliki IQ secara kolektif lebih tinggi
dibandingkan dengan tim yang hanya terdiri dari laki-laki. Studi yang dilakukan Gallup menunjukkan bahwa
perusahaan yang memperkerjakan perempuan memiliki tingkat fluktuasi karyawan 22% lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempekerjakan perempuan.
Sebagaimana aktualisasi diri menjadi kebutuhan manusia berdasarkan hierarki kebutuhan yang dirumuskan oleh Maslow, demikian pula perempuan bekerja atas dasar keinginan untuk mengaktualisasikan diri. Pada akhirnya, keseimbangan yang dapat dicapai perempuan pekerja tidak hanya akan dinikmati oleh perempuan itu saja, namun juga oleh seluruh keluarga. Dengan demikian, suami juga berperan sangat penting dalam mendukung serta menjaga keseimbangan rumah tangga. (ab)
Diskriminasi akibat perbedaan gender hingga saat ini masih terjadi dalam dunia kerja. Rubrik ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender.
44
A & O 1/Des17