A & O Edisi I Nov 2017 Kesenjangan Antar Generasi | Page 38

Cleaning

Service

di

Apple

dan

Kodak

Wartawan The New York Times, Neil Irwin, menulis artikel menarik tentang kisah hidup dua petugas kebersihan wanita yang pernah bekerja di Kodak dan yang sedang bekerja di Apple. Meski memiliki latar belakang riwayat kerja yang sama, kisah hidup kedua perempuan ini berbeda.

Gail Evans, yang pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di Kodak, sempat menjadi Chief Technology Officer di Kodak, sebelum Kodak akhirnya bangkrut. Adalah Martha

Ramos, salah satu petugas kebersihan di Apple. Ia hidup pas-pasan sebagai cleaning service dan bahkan tidak berani mengambil libur karena ia tidak akan dibayar jika ia tidak masuk.

Kodak adalah perusahaan fotografi yang merajai pasar di abad ke-20. Perusahaan ini bahkan sempat masuk di daftar S&P 500 selama puluhan tahun sebagai salah satu dari 500 perusahaan dengan pendapatan terbesar. Perubahan teknologi adalah salah satu sebab menurunnya

Perubahan teknologi adalah salah satu sebab menurunnya penjualan Kodak,

hingga di tahun 2012 perusahaan ini mengajukan diri pailit. Meski demikian, tahun 2013 perusahaan ini telah pulih dari kebangkrutan.

Sebagaimana jayanya Apple saat ini, demikian pula Kodak pernah mengalami masa kejayaannya. Meski demikian, dua perusahaan ini memiliki fokus berbeda dalam menjalankan perusahaannya.

Pengembangan Pegawai

Pada masa itu, bahkan cleaning service adalah pegawai penuh waktu. Ketika itu Evans dapat mengambil cuti dan tetap mendapatkan gaji selama cuti, mendapatkan tunjangan pendidikan, serta mendapatkan bonus tahunan.

Hal ini sangat berbeda dengan yang dialami Ramos di Apple. Ia adalah pegawai kontrak. Jika ia tidak masuk kerja, ia tidak akan mendapatkan gaji. Melanjutkan pendidikan adalah hal yang mustahil bagi Ramos karena ketiadaan waktu dan dana. Berbeda dengan Evans, ia tidak mendapatkan bonus serta tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri atau karirnya.

Teknologi

Perubahan teknologi adalah salah satu sebab penurunan tingkat penjualan Kodak dan menjadi salah satu penyebab kebangkrutan Kodak. Hal ini salah satu hal yang telah diantisipasi Apple. Dengan terus berinovasi, Apple memberanikan diri untuk mengeluarkan produk, meski produk tersebut beresiko mengancam penjualan produk Apple lainnya -hal yang sayangnya tidak dilakukan oleh Kodak. iPod, misalnya, adalah produk yang terancam dengan adanya iTunes yang tersedia di iPhone. Apple Watch juga merupakan salah satu terobosan Apple untuk mengantisipasi teknologi dimasa mendatang.

Meski masing-masing berjaya pada masanya, dua perusahaan ini memiliki dua pendekatan berbeda dalam menjalankan perusahaannya. Studi McKinsey menyebutkan bahwa pada tahun 1920an tingkat harapan hidup perusahaan (average lifespan of a company) berlangsung selama 67 tahun. Pada tahun 2012 angka ini menurun menjadi 15 tahun. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan tutupnya perusahaan. Meski demikian, perusahaan dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk memaksimalkan dan memperpanjang harapan hidup perusahaannnya.

Joseph Schumpeter, seorang ekonom dan politikus, memperkenalkan tentang kreativitas destruktif dimana teknologi baru akan menggantikan teknologi lama. Untuk mengantisipasi hal ini, strategi yang diambil oleh Apple adalah benar adanya. Meski demikian, survei terbaru Gallup di tahun 2017 ini menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan karyawan diseluruh dunia hanya sebesar 15%. Tingkat keterlibatan pegawai dapat mempengaruhi banyak hal, diantaranya tingkat keluar masuknya karyawan, produktivitas kerja, dan kerjasama antar tim. Ada banyak cara untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan meningkatkan perhatian terhadap karyawan lewat berbagai macam program.

Baik Kodak dan Apple memiliki strategi yang berbeda. Strategi apakah yang menjadi titik berat perusahaan anda saat ini? Apakah strategi ini berhasil membawa perusahaan anda ke jenjang yang lebih baik?

Fokus pada pengembangan karyawan?

Atau pada pengembangan produk dan teknologi?

38

A & O 1/Des17